PIKIRAN RAKYAT - Sudan tengah dilanda perang saudara antara militer Sudan Armed Force alias SAF, dengan kelompok paramiliter Rapid Support Forces alias RSF. Di tengah konflik, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkhawatirkan bocornya berbagai sampel penyakit berbahaya dalam laboratorium nasional di negara itu.
WHO mengungkapkan kekhawatiran lantaran pejuang militer yang tidak disebutkan dari pihak mana telah menduduki laboratorium nasional di Sudan.
Perwakilan WHO di Sudan, Nima Saeed Abid, menggambarkan pengambilalihan laboratorium nasional yang memaksa semua teknisi angkat kaki dan digantikan menjadi pangkalan militer.
Baca Juga: 90 Orang Tewas dalam Kasus Sekte Sesat Kenya, Kelaparan sampai Mati demi Temui Tuhan
"(Laboratorium Nasional Sudan) sepenuhnya berada di bawah kendali salah satu pihak yang bertempur sebagai pangkalan militer," ujar Nima Saeed Abid dalam pernyataan pers, dikutip Pikiran-Rakyat.com pada Rabu, 26 April 2023.
Abid membeberkan pembicaraan lewat telepon yang dilakukan dengan Kepala Laboratorium Nasional Sudan, bahwa risiko biologis sangat besar dapat muncul dari berlangsungnya perang saudara.
"Ada risiko biologis yang sangat besar terkait dengan pekerjaan laboratorium kesehatan masyarakat pusat," ujar Abid menerangkan fokus kekhawatiran pihaknya.
Baca Juga: China Bakal Uji Coba Teknologi Cetak 3D untuk Bangun Habitat Manusia di Bulan
Dalam hal ini, Laboratorium Nasional Sudan menyimpan berbagai sampel penyakit mematikan, seperti campak, polio, dan kolera.