kievskiy.org

WHO Cabut Status Darurat Kesehatan Global Covid-19 setelah 1.221 Hari

Ilustrasi pandemi Covid-19.
Ilustrasi pandemi Covid-19. /Antara/Indrianto Eko Suwarso

PIKIRAN RAKYAT – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakhiri status keadaan darurat kesehatan global untuk Covid-19 pada Jumat, 5 Mei 2023. Kebijakan tersebut dinyatakan setelah sekitar 1.221 hari atau tiga tahun lamanya Covid-19 melanda dunia.

Kini, WHO pun meminta seluruh negara di dunia agar mengelola virus Covid-19 tersebut bersama dengan penyakit menular lainnya.

“Oleh karena itu, dengan harapan besar saya menyatakan Covid-19 berakhir sebagai darurat kesehatan global,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters, Sabtu, 6 Mei 2023.

Meski demikian, WHO tetap menjelaskan bahwa berakhirnya keadaan darurat global bukan berarti Covid-19 ikut berakhir sebagai ancaman kesehatan global. Masyarakat dunia masih dikatakan belum bebas dari virus tersebut lantaran virus itu masih dapat menginfeksi kapan saja dan di mana saja.

Baca Juga: Jokowi Soroti Jalan Rusak di Lampung: Tugas Pemerintah Beri Pelayanan Baik Bagi Masyarakat

Tingkat kematian akibat Covid-19 telah melambat dari puncaknya, yakni yang mulanya lebih dari 100.000 orang per minggu pada Januari 2023 menurun menjadi lebih dari 3.500 dalam seminggu, terhitung hingga 24 April 2023. 

Menurut WHO, hal tersebut dapat terjadi lantaran meluasnya vaksinasi, dan ketersediaan perawatan yang lebih baik. Selain itu, dipengaruhi pula oleh tingkat populasi, dan kekebalan dari infeksi yang sebelumnya.

Munculnya Covid-19

Kasus Covid-19 pertama kali muncul di China pada akhir 2019.  Kemudian, dunia pun menyadari bahwa virus tersebut dapat menimbulkan ancaman bagi masyarakat yang berada di luar China.

Baca Juga: Ferry Irawan Dituntut 1,5 Tahun Penjara atas Kasus KDRT Venna Melinda, JPU: Setimpal dengan Perbuatannya

Ancaman itu tentunya berkaitan dengan penyebaran virus Covid-19 yang dapat menular dari satu orang ke orang lainnya dengan cepat. Tak hanya itu, mobilitas masyarakat dari satu negara ke negara lain pun menjadi sebuah tantangan tersendiri untuk menghadapi virus tersebut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat