kievskiy.org

Bantuan Menurun, Serangan Udara di Mana-mana, Tak Peduli Covid-19, Warga Yaman Lebih Takut Kelaparan

Ilustrasi kemiskinan, kelaparan, tunawisma, pengemis.*
Ilustrasi kemiskinan, kelaparan, tunawisma, pengemis.* /PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT - Melonjaknya harga makanan, air, dan bahan bakar menambah penderitaan di Yaman sejak Covid-19 melanda.

Pasalnya, keluarga-keluarga di Yaman terpaksa menyuruh anak-anak mereka untuk bekerja dan bahkan mengemis.

Dilansir dari The Guardian, Rabu 19 Agustus 2020, meski pandemi Covid-19 juga sedang melanda Yaman, berdasarkan data dari 3 provinsi di Yaman Selatan yang melibatkan lebih dari 150 keluarga di sana, kebanyakan dari mereka lebih takut kelaparan dibandingkan dengan terkena Covid-19.

Baca Juga: Geram Lihat Adiknya Dihujat Netizen Karena Video Bersama Zaki Pohan, Kakak Adhisty Zara Buka Suara

Berdasarkan survey yang diadakan oleh International Rescue Comittee (IRC), seperti dilansir The Guardian, Kamis, 20 Agustus 2020, hampir dua pertiga (62 persen) dari responden menjawab bahwa mereka tak mampu membeli makanan dan minuman.

Bahkan seperti dikutip oleh media Middle East Eye, berdasarkan data dari World Food Programme (WFP), harga gula dan minyak saja melonjak sampai lebih dari 25 persen sejak tahun lalu.

WFP juga mengatakan bahwa Yaman memerlukan 737 juta dolar (sekitar 10,8 triliun rupiah) pada akhir tahun untuk memberi persediaan makanan kepada para warganya.

Baca Juga: Bukan Internet, Malah Beruntung Wabah Covid-19 Siswa SDN 2 Janggala Ciamis Belajar Daring dan Luring

Dilansir laman The Guardian dan Middle East Eye, kurangnya ketersediaan makanan adalah masalah utama di Yaman, ketika bangkitnya peperangan dan berkurangnya bantuan kemanusiaan telah membuat jutaan orang di sana kesulitan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat