kievskiy.org

Penyebab Serangan Hamas, Intel AS: Arab Saudi Ingin Akui Israel sebagai Negara

ILUSTRASI - Israel melakukan serangan udara ke Jalur Gaza setelah kelompok Hamas dari Palestina menembakkan roket.
ILUSTRASI - Israel melakukan serangan udara ke Jalur Gaza setelah kelompok Hamas dari Palestina menembakkan roket. /Reuters/Ibraheem Abu Mustafa

PIKIRAN RAKYAT – Hamas melakukan serangan ke wilayah pemukiman Israel pada Jumat, 7 Oktober 2023. Hamas mengklaim serangan tersebut sebagai balas dendam atas serangkaian tindak kekerasan yang dilakukan Israel di Masjid Al-Aqsa di Jerusalem dan di Tepi Barat. Namun, pemerintahan koalisi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyebut serangan tersebut sebagai bentuk eskalasi kekerasan yang dilakukan oleh pasukan terror Palestina.

Di sisi lain, mantan pejabat intelijen dan militer Amerika Serikat mengatakan bahwa pihaknya percaya serangan Hamas ditujukan untuk mengganggu negosiasi antara Israel dan Arab Saudi karena Riyadh tampaknya berada di ambang langkah bersejarah untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.

Serangan yang dilakukan Hamas juga diyakini Amerika Serikat sebagai usaha Iran untuk "menekan musuh bebuyutan mereka, Israel," kata Purnawirawan Laksamana James Stavridis, mantan komandan NATO.

Dalam sebuah wawancara, Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan, "kami menentang hubungan bilateral antara negara-negara regional kami dan rezim Zionis," merujuk kepada negosiasi Israel dan Arab Saudi.

Baca Juga: Sekeluarga Arab Dibunuh di Israel, Pelakunya Masih Diburu

"Kami percaya bahwa rezim Zionis bermaksud menormalisasi hubungan bilateral ini dengan negara-negara regional untuk menciptakan keamanan bagi dirinya sendiri di wilayah tersebut," kata Ebrahim Raisi.

Usaha Negosiasi dan Normalisasi Hubungan Israel – Arab Saudi

Sebelumnya, diplomat dari Amerika Serikat, Israel, dan Arab Saudi mengungkapkan bahwa Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyatakan dukungan untuk kesepakatan yang akan membuat Arab Saudi mengakui Israel secara diplomatik.

Diplomat tersebut mengatakan bahwa jika Arab Saudi setuju untuk mengakui Israel, maka bukan tidak mungkin negara-negara Arab lainnya melakukan hal yang sama. Kesepakatan tersebut juga akan mengakhiri puluhan tahun perselisihan antara Israel dan negara-negara tetangganya sejak tahun 1948.

Meski kesepakatan tersebut telah disinggung oleh ketiga pihak, terdapat sejumlah kendala yang cukup rumit yang merintangi terjadinya kesepakatan antara Arab Saudi dan Israel. Berbeda dengan penguasa Saudi sebelumnya, Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman menunjukkan kesediaannya untuk mengakui Israel, mengingat manfaat ekonomi besar yang akan diberikannya kepada Arab Saudi.

Baca Juga: Benjamin Netanyahu: Menghapus Palestina Adalah Inti Proyek Kolonial Zionis

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat