kievskiy.org

Benjamin Netanyahu: Menghapus Palestina Adalah Inti Proyek Kolonial Zionis

PM Israel Benjamin Netanyahu.
PM Israel Benjamin Netanyahu. /Reuters/Abir Sultan

PIKIRAN RAKYAT - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa penghapusan Palestina adalah inti dari proyek kolonial Zionis saat berpidato di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dia mengilustrasikan tujuan tersebut dengan menunjukkan peta Israel Raya - yang sepenuhnya menghapus peta Gaza dan Tepi Barat.

"Perjanjian Abraham menandai dimulainya era baru perdamaian," kata Benjamin Netanyahu dalam pidatonya di Majelis Umum PBB, sebagaimana dikutip dari Middle East Monitor pada Minggu, 1 Oktober 2023.

Meskipun perdamaian masih jauh dari apa yang ingin dicapai oleh Netanyahu, Perjanjian Abraham memang berkontribusi pada era baru politik, yang tidak ditangani oleh PBB dan Otoritas Palestina (PA).

Baca Juga: Puan Maharani Beri Syarat pada Kaesang sebelum Bertemu Megawati, Singgung Politik Jual Beli

Baca Juga: Kaesang Pangarep Minta Kader PSI Semangat Hadapi Pemilu 2024: Kalau Ada yang Mencela Kita, Sabar Aja

Menurutnya, keduanya terpaku pada paradigma duga negara, meskipun Israel sudah beberapa langkah lebih maju mengikuti pola yang tidak ditentang oleh PBB, dan PA pada akhirnya akan menyerah, mengingat mereka tidak memiliki arah politik yang sama.

Sementara itu, Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric mengatakan pihaknya akan terus mengadvokasi konflik Israel-Palestina dan mengatakan tindakan Netanyahu tidak mengubah pendirian PBB.

"PBB akan terus mengadvokasi solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina. Tindakan Netanyahu tidak mengubah pendirian PBB," katanya.

Baca Juga: KPU Diminta Hapus Namanya dari DCS Buntut Promosi Judi Online, Gilang Dirga Buka Suara

Mungkin pendirian PBB tidak berubah, setidaknya secara retoris. Namun, keterlibatan PBB dalam pembentukan Israel tidak dapat diabaikan. PPB tahu hal ini melegitimasi kehadiran kolonial di Palestina dan bahwa Rencana Pemisahan tahun 1947, yang meletakkan dasar bagi paradigma dua negara, pada akhirnya akan membantu rencana ekspansi Israel.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat