PIKIRAN RAKYAT – Israel dan Hamas kembali memanas usai kelompok militant tersebut melakukan serangan besar-besaran secara mendadak pada Sabtu, 7 Oktober 2023. Serangan tersebut dilakukan lewat jalur udara, laut, dan darat dari Jalur Gaza. Tak lama, Israel membalasnya dengan pengeboman mematikan di jalur tersebut.
Juru bicara Hamas, Khaled Qadomi mengatakan, operasi militer ini dilakukan sebagai respons kekejaman yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina selama beberapa dekade.
“Kami ingin masyarakat internasional menghentikan kekejaman (Israel) terhadap rakyat Paestina di Jalur Gaza, termasuk (penyerangan) di tempat suci kami Al-Aqsa. Kekejaman ini yang menjadi alasan dimulainya pertempuran kali ini,” kata Qadomi dilansir dari Al Jazeera.
Baca Juga: Penyebab Serangan Hamas, Intel AS: Arab Saudi Ingin Akui Israel sebagai Negara
Komandan militer Hamas Mohammed Deif mengungkapkan, serangan ini merupakan respons atas blockade Israel di Gaza yang berlangsung selama 16 tahun terakhir. Untuk itu, dia mengajak seluruh penduduk Yerusalem Timur bergabung dengan perlawanan ini.
Dia juga mengajak Arab Saudi dan negara-negara mayoritas muslim bersatu untuk menghentikan pendudukan Israel di tanah Palestina.
Kronologi Serangan Hamas di Israel
Pada Sabtu pagi, Hamas melancarkan serangan yang disebut Operasi Badai Al-Aqsa. Serangan dianggap sebagai serangan paling mematikan sejak perang 11 hari Israel-Palestina pada 2021 lalu.
Saat itu, Hamas menembakkan 5.000 roket ke wilayah utara Israel hingga Tel Aviv. Hamas juga mengirimkan para pejuangnya ke wilayah selatan Israel.