kievskiy.org

Hamas Bebaskan 2 Sandera Asal Amerika, Serangan Israel ke Palestina Belum Terlihat Ujungnya

Seekor merpati terbang di atas puing-puing rumah yang hancur akibat serangan Israel, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 11 Oktober 2023.
Seekor merpati terbang di atas puing-puing rumah yang hancur akibat serangan Israel, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 11 Oktober 2023. /Antara/Ibraheem Abu Mustafa

PIKIRAN RAKYAT - Hamas telah membebaskan dua warga negara Amerika Serikat (AS), Judith Raanan dan putrinya Natalie Raanan, yang jadi sandera dalam serangan kelompok tersebut di Israel selatan, 7 Oktober 2023 lalu.

Keduanya merupakan sandera pertama yang dibebaskan sejak kelompok pejuang Palestina itu melakukan serangan pemicu eskalasi konflik Israel-Palestina. Israel mengklaim bahwa Hamas sejak saat itu telah menewaskan sedikitnya 1.400 orang dan menyandera sekitar 200 lainnya.

Jumat, 20 Oktober 2023, Abu Ubaida, juru bicara Sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedeen al-Qassam menegaskan, pembebasan para sandera dilatarbelakangi oleh alasan kemanusiaan. Langkah ini diaminkan Hamas setelah adanya upaya mediasi bersama Qatar.

Di sisi lain, kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengonfirmasi bahwa Judith Raanan dan putrinya Natalie Raanan telah dibebaskan dan sudah aman berada di negara tersebut.

Baca Juga: Prabowo Subianto Ajukan Surat Izin Cuti ke Jokowi untuk Daftar Capres ke KPU

Menanggapi pembebasan kedua warganya, Presiden AS Joe Biden berterima kasih kepada Qatar dan Israel atas kemitraan mereka dalam menjamin pembebasan pasangan ibu-anak itu.

Meski sudah dibebaskan, Biden tetap bersikeras mendukung perang Israel sebagaimana Ukraina. Ia menyamaratakan posisi Hamas seperti Rusia, yaitu ancaman besar untuk negara AS.

“Saya tahu konflik-konflik ini sepertinya masih jauh (dari AS), dan wajar jika kita bertanya mengapa hal ini penting bagi Amerika. Hamas dan Putin mewakili ancaman yang berbeda. Mereka memiliki kesamaan: keduanya ingin sepenuhnya memusnahkan demokrasi di negara tetangganya," kata Biden, dalam pidato yang total berdurasi sekitar 15 menit, dikutip dari Bloomberg, Jumat, 20 Oktober 2023.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan, keberhasilan ini merupakan buah dari komunikasi berhari-hari dan terus menerus dengan semua pihak terlibat, tak terkecuali Hamas. Qatar berharap dialog mereka akan mengarah pada pembebasan semua sandera sipil dari setiap negara.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat