PIKIRAN RAKYAT - Konflik Israel-Hamas yang terus berlanjut hingga Kamis, 9 November 2023, telah menghancurkan tempat-tempat penampungan dan sekitar rumah sakit di Gaza City dan bagian utara kota tersebut seketika mengubah kehidupan warga Palestina yang mengungsi dan luka-luka seperti di "neraka".
Wahid Al-Munirawi masih terkejut setelah serangan Israel menargetkan tempat penampungan di kamp Jabalia, tempat keluarganya tinggal.
Bekerja sebagai teknisi radiologi di Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, Al-Munirawi mengungkapkan kepada Xinhua melalui telepon.
Baca Juga: Kenapa Eks Napi Maling Uang Rakyat Bisa Nyaleg? Gak Bahaya?
Baca Juga: Jokowi Terbang ke Amerika Bertemu Joe Biden, Desak Setop Genosida Gaza sebagai Wakil OKI
"Untungnya, istri dan anak perempuan saya tidak terluka, tetapi orang-orang di sini tewas akibat pengeboman dan pengepungan Israel yang berkepanjangan," katanya.
"Makanan menjadi langka, air tidak layak diminum, dan bahkan sumber-sumber energi yang tersisa sedang digempur dan dihancurkan, sehingga tidak menyisakan tempat mengungsi bagi warga," tambahnya.
Tiga saudara kandung Al-Munirawi menerima perawatan di Rumah Sakit Indonesia, namun dia memperingatkan bahwa layanan medis mungkin akan terhenti akibat kekurangan pasokan energi.
Baca Juga: Muncul Suspek Cacar Monyet Asal Cianjur, Dinkes Cimahi Telusuri Warga yang Sempat Kontak Erat
Sementara itu, 15 warga Palestina tewas dalam serangan yang menargetkan sekolah Al-Fakhour pada Sabtu, 4 November 2023, dan 74 orang lainnya luka-luka, menurut Kementerian Kesehatan Palestina yang berbasis di Gaza. Sekolah ini sebelumnya pernah menjadi sasaran serangan Israel pada musim dingin tahun 2008-2009 lalu.