kievskiy.org

Tangis Perawat Jepang Ceritakan Situasi Rakyat Gaza: Dunia Tidak Adil, Apa Salah Kami?

Seseorang diangkut dari reruntuhan lokasi serangan Israel terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di Khan Younis di Gaza selatan, pada 7 November 2023.
Seseorang diangkut dari reruntuhan lokasi serangan Israel terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di Khan Younis di Gaza selatan, pada 7 November 2023. /REUTERS/Ahmed Zakot

PIKIRAN RAKYAT - Perawat di Rumah Sakit Palang Merah Osaka, Gaza, Sachiko Kawase tak kuasa menahan tangisnya dalam konferensi pers, Jumat, 17 November 2023, usai kepulangannya kembali ke Jepang dari daerah konflik.

Sachiko telah dievakuasi awal bulan November dari Gaza, Palestina. Kepada media dan publik, dia menyampaikan pesan duka dan kegelisahan dari mantan rekan-rekannya yang kini masih berjibaku di tengah agresi Israel Penjajah, demi merawat warga sipil Palestina.

“Konflik bersenjata dimulai secara tiba-tiba, mengubah seluruh pemandangan kota Gaza. Situasi ini menciptakan pemandangan yang asing sama sekali, sangat berbeda dengan Gaza yang saya kenal," kata Kawase, dikutip dari the Japan Times, Minggu, 19 November 2023.

Kawase mengatakan dia dievakuasi ke selatan Gaza tak lama setelah serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel. Sedangkan, beberapa rekannya di Gaza tetap tinggal di utara kantong wilayah tersebut, untuk memberikan bantuan darurat dan menyampaikan informasi kepadanya tentang keadaan rumah sakit tempat mereka bekerja.

Sementara itu, bom dari Israel sebagai 'serangan balasan' dijatuhkan hanya dalam jarak puluhan meter dari fasilitas medis tersebut. Kawase mengatakan, ketika konflik berskala besar pecah pada 7 Oktober, dia bahkan tak bisa menggambarkan situasi di Gaza dengan kata-kata.

“Gaza kali ini benar-benar berbeda dari yang pernah saya kenal," ujarnya, sambil terisak dalam tangis, di hadapan seluruh wartawan di Japan National Press Club.

“'Kesalahan apa yang kami lakukan? Hidup setiap orang seharusnya memiliki nilai yang sama, namun saat ini, dunia ini tidak adil. Dunia sedang menyerang kami, kami tidak punya hak asasi manusia, kami benar-benar sengsara,'” kata Kawase, mengutip ucapan salah seorang warga Gaza yang masih dia ingat betul.

Kawase mengaku sudah 3 bulan dirinya bekerja di Gaza, setelah dikirim oleh Palang Merah Jepang tepatnya sejak Juli 2023. Sebelumnya, dia hanya membantu perawat di sana dari jarak jauh selama hampir satu tahun.

Di lapangan, pekerjaannya bersinggungan dengan berbagai pihak, seperti organisasi Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina dan Komite Palang Merah Internasional. Kawase memimpin pendidikan dan pelatihan keperawatan di rumah sakit Al-Quds di utara Gaza, RS terbesar kedua yang baru-baru ini berhenti beroperasi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat