kievskiy.org

Gempuran Penjajah Israel di Gaza, Empat Bayi Prematur Tewas di RS Al Shifa

Seorang petugas merawat bayi prematur yang terbaring di inkubator di bangsal bersalin Rumah Sakit Shifa, yang menurut pejabat kesehatan akan ditutup karena kehabisan bahan bakar dan listrik, di tengah konflik Israel-Hamas, di Kota Gaza, 22 Oktober 2023.
Seorang petugas merawat bayi prematur yang terbaring di inkubator di bangsal bersalin Rumah Sakit Shifa, yang menurut pejabat kesehatan akan ditutup karena kehabisan bahan bakar dan listrik, di tengah konflik Israel-Hamas, di Kota Gaza, 22 Oktober 2023. /REUTERS/Mohammed Al-Masri/as

PIKIRAN RAKYAT - Situasi krisis di Gaza semakin memburuk dengan melibatkan fasilitas kesehatan, khususnya di Rumah Sakit Al Shifa. Setidaknya empat bayi prematur dilaporkan meninggal, sedangkan lima bayi lainnya mengalami kondisi kritis akibat serangan terus-menerus yang dilancarkan oleh pasukan Israel.

Menurut laporan dari Al Jazeera, kondisi rumit di sejumlah rumah sakit di Jalur Gaza, terutama di RS Al Shifa, mencapai puncaknya. Rumah sakit ini tidak hanya menghadapi serangan udara yang tak kenal henti, tetapi juga berada dalam kepungan militer Israel selama seminggu terakhir.

Bayi-bayi prematur yang berada di unit perawatan intensif (ICU) dan mengalami kondisi kritis meninggal karena kurangnya pasokan bahan bakar dan listrik.

Lebih tragis lagi, pipa oksigen yang vital untuk kehidupan mereka hancur selama beberapa hari terakhir.

Baca Juga: Mengenal Ratna Sari Dewi, Istri Soekarno yang Simpan Arsip soal G30SPKI

Tidak hanya menghancurkan infrastruktur, pasukan Israel juga dilaporkan memasuki gedung-gedung RS, merusak tembok dan peralatan medis. Ruang MRI dan departemen sinar-X di RS tersebut dilaporkan hancur, sementara ruang bawah tanah yang berfungsi sebagai gudang obat-obatan dan peralatan medis juga turut mengalami kerusakan.

Keadaan ini membawa dampak jangka panjang, mengancam RS Al Shifa untuk menjadi fasilitas kesehatan yang tidak berfungsi selama bertahun-tahun ke depan.

Menurut laporan AFP, sejak serangan militer Israel dimulai pada 7 Oktober, sekitar 12.000 warga Palestina telah tewas, dengan 5.000 di antaranya adalah anak-anak.

Lebih dari 3.300 perempuan juga menjadi korban, sementara 30.000 lainnya mengalami luka-luka serius.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat