kievskiy.org

'Kami Tak Lagi Dengar Suara Azan', Genosida Israel di Gaza Bungkam Masjid Karya Pemerintahan Umar bin Khattab

Warga Palestina memeriksa rumahnya yang terkena serangan udara Israel, di Kota Gaza, 6 Agustus 2022.
Warga Palestina memeriksa rumahnya yang terkena serangan udara Israel, di Kota Gaza, 6 Agustus 2022. /Reuters/Mohammed Salem

PIKIRAN RAKYAT - Aksi genosida Israel penjajah di jalur Gaza tidak hanya menghancurkan rumah dan fasilitas kesehatan, tetapi juga tempat ibadah. Tentara Israel penjajah tercatat menghancurkan puluhan masjid, termasuk Masjid Al-Omari yang ikonik di Gaza.

Tempat ibadah umat Islam itu terkenal karena signifikansi sejarah dan arkeologisnya. Kehancuran Masjid Al-Omari pun membuat warga Palestina, baik di Gaza maupun di diaspora, berduka atas hilangnya warisan unik tersebut.

Sejak 7 Oktober 2023, pasukan Israel penjajah telah sepenuhnya atau sebagian menghancurkan lebih dari 300 masjid dan tiga gereja di Gaza. Akibatnya, lingkungan yang terkena dampak sekarang menderita kekosongan selama waktu salat, kehilangan suara azan yang menggetarkan jiwa yang pernah bergema di seluruh kota.

"Kami tidak lagi mendengar panggilan untuk salat di lingkungan kami karena kehancuran total wilayah timur kota, termasuk masjid," kata seorang penduduk berusia 25 tahun di kota selatan Khan Younis, Khaled Abu Jame.

"Warga di sini sekarang mengikuti panggilan untuk salat melalui ponsel mereka. Perang ini tidak seperti apapun yang pernah kami alami sebelumnya. Masjid, simbol iman kami, telah menjadi sasaran tanpa pandang bulu," tuturnya menambahkan.

Merefleksikan kenangan berharga yang terkait dengan Masjid Al-Omari, Khaled Abu Jame menekankan peran sentralnya dalam kehidupan sehari-hari.

"Kami memiliki kenangan indah tentang masjid. Kami biasa berdoa di sana setiap hari, melakukan salat Ramadhan dan Idul Fitri, membaca Alquran, dan bertemu sebagai teman," ujarnya.

'Jantung Komunitas'

Khaled Abu Jame menunjukkan bahwa masjid telah terjalin dalam kehidupan mereka sejak kecil. Panggilan untuk salat berfungsi sebagai 'alarm' bangun pagi mereka, dan masjid berdiri sebagai tengara panduan bagi siapa pun yang mencari rumah mereka.

"Ini lebih dari sekadar bangunan; Ini mewakili 'jantung komunitas'," ucapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat