kievskiy.org

Israel Penjajah Akui Niat 'Sapu Bersih' Etnis Palestina, Joe Biden Kena Getahnya

Presiden AS, Joe Biden dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Presiden AS, Joe Biden dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. /Reuters/Ronen Zvulun

PIKIRAN RAKYAT - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden berada dalam tekanan banyak pihak usai pemerintahan Israel Penjajah mulai menunjukkan niat aslinya, untuk mengusir sepenuhnya warga Palestina.

Sebelumnya, Israel Penjajah bersembunyi di balik serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas. Mereka melegitimasi aksi genosida brutal yang tewaskan lebih dari 30.000 sipil Palestina, dengan dalih hanya 'membalas' perbuatan Hamas.

Namun kini, para pejabat tinggi pemerintah Israel Penjajah blak-blakan mendukung gagasan pengusiran warga Palestina dari tanah Gaza. Sontak Biden selaku pendukung nomor satu zionis mendapat desakan dari berbagai pihak.

Salah satunya Aktivis hak asasi manusia di Amerika Serikat. Mereka mendesak Biden agar cepat mengakhiri keterlibatan pemerintahan AS dalam pelanggaran HAM oleh Israel Penjajah.

Sebelumnya, awal pekan ini, Menteri sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich mengatakan bahwa Israel harus mendorong emigrasi 2,3 juta warga Palestina.

Israel telah melancarkan serangan militer di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Selain 30 ribu orang tewas terbunuh, sekitar 1,9 juta warga Palestina menjadi pengungsi internal.

“Jika (hanya) ada 100.000 atau 200.000 orang Arab di Gaza, bukan dua juta orang Arab (seperti sekarang), hasil diskusi sehari setelah perang berakhir akan sangat berbeda,” kata Smotrich, Minggu, 31 Desember 2023.

Dengan demikian, ia menyerukan migrasi sukarela warga Palestina supaya perdamaian antar Israel-Palestina bisa lebih mudah dicapai. Sehari kemudian, Ben-Gvir, yang mengawasi keamanan nasional, menyampaikan seruan serupa.

"Ini adalah solusi yang benar, adil, bermoral dan manusiawi,” kata Gvir, melalui media Israel.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat