PIKIRAN RAKYAT - Akibat agresi militer menargetkan Hamas dan genosida di Gaza Palestina, sekitar 2.000 tentara dan petugas polisi cacat hingga terpaksa diamputasi, sejak 7 Oktober 2023 lalu.
Ada di antara ribuan orang tersebut, warga sipil yang alami kecacatan di luar perang bersama Hamas. Sebagai perbandingan, angka korban dari sisi Israel Penjajah saat Perang Yom Kippur, 6 Oktober — 26 Oktober 1973 silam, jumlahnya mencapai 7.200 orang.
Dengan demikian, timbul pertanyaan mengenai pengobatan dan masa depan para zionis. Namun, otoritas medis Israel memastikan bahwa semua korban menerima perawatan dengan kualitas terbaik di Rumah Sakit Rehabilitasi Pusat Medis Sheba, di Tel HaShomer.
Sejak eskalasi serangan di Gaza naik pesat per 7 Oktober, rumah sakit tersebut disebut-sebut telah menerima sekitar 900 orang yang terluka dengan berbagai tingkat kecacatan.
Baca Juga: UNICEF: Anak-anak di Gaza Kehabisan Waktu di Tengah Pembantaian Israel Penjajah
Terbaru di Gaza: Kematian Elite Hamas dan Pembantaian Khan Younis
14 orang dari satu keluarga tewas, dan sejumlah orang terluka, dalam pemboman terbaru Israel terhadap rumah milik keluarga Salah, Rabu malam, 3 Januari 2024.
Sementara itu, orang-orang yang mengungsi dari daerah lain di Gaza berlindung di sebuah rumah di daerah al-Mawasi, sebelah barat Khan Younis di selatan Gaza.
Selama sekitar 28 jam, serangan Israel terhadap kamp pengungsi Nur Shams datang bertubi-tubi. Pasukan Israel merangsek masuk menggunakan buldoser lapis baja yang memblokir jalan, menghancurkan infrastruktur, hingga menggeledah rumah warga.
Pasukan Israel menghadapi perlawanan sengit. Namun mereka kini telah menempatkan penembak jitu di sejumlah titik atap. Ini situasi bahaya yang berkelanjutan.