kievskiy.org

Kisah Remaja Palestina 'Newton dari Gaza' Sulap Energi Angin Jadi Listrik di Pengungsian

Pengungsi Palestina mencari perlindungan di Rafah di bagian selatan Jalur Gaza, 9 Desember 2023.
Pengungsi Palestina mencari perlindungan di Rafah di bagian selatan Jalur Gaza, 9 Desember 2023. /Reuters/Mustafa Thraya

PIKIRAN RAKYAT - Hussam al-Attar, seorang remaja Palestina berusia 15 tahun yang dikenal sebagai 'Newton dari Gaza', dikabarkan berhasil menyediakan pencahayaan untuk pengungsi di Rafah, wilayah selatan Jalur Gaza, dengan memanfaatkan turbin angin lama untuk menghasilkan listrik.

Diketahui, al-Attar dan keluarganya melarikan diri dari serangan Israel di daerah tersebut yang memaksa mereka untuk mengungsi.

Hussam al-Attar, dalam percakapannya dengan wartawan, menjelaskan bahwa para pengungsi di kamp memberinya julukan 'Newton dari Gaza' sebagai penghargaan atas usahanya dalam menerangi tempat tersebut.

Setelah mengungsi selama 20 hari ke Rafah dan mengalami pemadaman listrik serta kekurangan sumber energi untuk menerangi tenda-tenda pengungsi, Hussam memutuskan untuk mencari solusi. Dia berpikir untuk membuat turbin angin agar bisa mengatasi kegelapan di kamp.

"Dengan pertimbangan bagaimana cara menerangi tempat (pengungsian di Rafah) ini, saya mengambil kipas tua dan mulai merakitnya untuk mengubah tenaga angin menjadi energi kinetik yang dapat diubah menjadi energi listrik bagi warga yang saban hari kekurangan listrik," kata Hussam menjelaskan.

Upaya Pertama Gagal

Meskipun upaya pertamanya gagal, Hussam tidak menyerah dan memerlukan tiga kali percobaan tambahan serta waktu untuk mengimplementasikan ide tersebut dengan sukses.

Oleh karena itu, berbekal pengetahuan seadanya, Hussam menggunakan turbin angin yang berhasil dipasangnya pada salah satu tiang besi di dalam kamp untuk menghasilkan listrik.

Akan tetapi, dia menyebut bahwa hasilnya masih terbatas karena pencahayaan hanya muncul saat angin bertiup cukup kencang. Ketika angin melambat, kamp kembali diselimuti kegelapan.

"Saya berhasil menerangi tempat itu sesekali, karena tempat itu menyala ketika ada angin, dan ketika angin melambat, kegelapan menyelimuti kamp," ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat