kievskiy.org

Pemimpin Hamas Tak Gentar usai 6 Anak-Cucunya Dibom, Kukuh Desak Gencatan Senjata Permanen

Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh. /Dok.Reuters.

PIKIRAN RAKYAT - Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh menegaskan bahwa kematian enam anggota keluarganya dalam serangan bom terbaru Israel Penjajah di Gaza Utara tak akan membuat langkahnya goyah. Ia menegaskan tuntutan dan sikap Hamas tetap konsisten, utamanya gencatan senjata permanen.

Alih-alih merasa takut, Haniyeh menilai bahwa serangan terhadap anak dan cucunya itu adalah bukti kegagalan Israel sebab pejuang Palestina tiada habisnya di Gaza.

Ia menekankan sekali lagi bahwa pembunuhan tersebut tidak akan mengubah posisi Hamas dalam perundingan gencatan senjata yang sedang berlangsung.

Dia menegaskan, Hamas tidak akan menarik tuntutannya, termasuk gencatan senjata permanen dan pemulangan warga Palestina yang terlantar kembali ke rumah mereka masing-masing.

“Jika mereka berpikir bahwa menargetkan anak-anak saya pada puncak perundingan ini sebelum tanggapan gerakan tersebut (Hamas) disampaikan akan menyebabkan Hamas mengubah posisinya, mereka (Israel) hanya berkhayal,” kata Haniyeh, dikutip dari Al Jazeera, Kamis, 11 April 2024.

“Darah anak-anakku tidak lebih berharga dari darah anak-anak rakyat Palestina… Semua syahid di Palestina adalah anak-anakku," tuturnya, menegaskan.

Baca Juga: Nestapa Lebaran di Gaza Palestina, Hadapi Kekerasan dan Kelaparan

3 Anak dan 3 Cucu Haniyeh Dibunuh di Hari Raya

Dilansir dari Al Jazeera, Kamis, 11 April 2024 kehilangan tiga anak dan sejumlah cucunya di hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah, akibat bom yang ditargetkan oleh Israel secara bertubi-tubi di Gaza utara.

Alih-alih membiarkan rakyat Palestina bernafas sejenak di hari kemenangan setelah satu bulan penuh melakukan ibadah puasa, pengeboman Israel justru semakin brutal pada saat Lebaran 2024.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat