kievskiy.org

Houthi Ultimatum Israel: Serangan Kami akan Lebih Luas Jika Kalian Bantai Rafah!

Helikopter militer Houthi terbang di atas kapal kargo Galaxy Leader di Laut Merah pada 20 November 2023.
Helikopter militer Houthi terbang di atas kapal kargo Galaxy Leader di Laut Merah pada 20 November 2023. /Foto:Media Militer Houthi Handout via Reuters

PIKIRAN RAKYAT - Kelompok Houthi Yaman mengeluarkan ancaman kepada Israel penjajah yang melakukan pembantaian di Rafah. Mereka mengancam akan memperluas serangan terhadap kapal pengiriman, jika tentara Israel penjajah menyerbu kota Rafah di Jalur Gaza Selatan.

"Eskalasi Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat serta ancaman mereka untuk menyerang Rafah akan disambut dengan tanggapan Yaman dan peluncuran eskalasi putaran keempat," kata ketua Komite Tertinggi yang dikelola Houthi untuk Mendukung Al-Aqsa, Allama Muhammad Muftah, Selasa 7 Mei 2024.

"Jika terjadi eskalasi (di Rafah), keputusan angkatan bersenjata Yaman jelas, dan eskalasi yang lebih luas dan lebih luas dapat terjadi," ujarnya menambahkan, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Anadolu Agency.

Allama Muhammad Muftah menambahkan bahwa eskalasi kelompok itu akan menjadi tanggapan terhadap keberanian Israel penjajah. Entah itu terhadap Yaman, Gaza, atau satu inci dari Palestina yang diduduki. 

Penguasaan Rafah

Pasukan Israel penjajah mengeluarkan perintah evakuasi untuk warga Palestina di Rafah timur, rumah bagi sekitar 1,5 juta warga Palestina yang terlantar. Sebuah langkah yang secara luas dilihat sebagai awal dari serangan Israel penjajah yang telah lama ditakuti di kota itu.

Pasukan Israel penjajah menguasai penyeberangan perbatasan Rafah yang menghubungkan Gaza dengan Mesir, menutupnya untuk semua lalu lintas. Militer Israel penjajah mengatakan bahwa brigade lapis baja ke-401 mengambil "kendali operasional" dari penyeberangan Rafah dari sisi Palestina.

Israel penjajah telah menggempur Jalur Gaza sebagai pembalasan atas serangan 7 Oktober 2023 oleh kelompok Palestina Hamas yang menewaskan sekitar 1.200 orang. Hampir 34.800 warga Palestina telah tewas di Gaza, sebagian besar di antaranya adalah wanita dan anak-anak, dan 78.100 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan Palestina.

Tujuh bulan memasuki perang Israel penjajah, sebagian besar Gaza hancur, mendorong 85 persen populasi daerah kantong itu ke dalam pengungsian internal di tengah blokade makanan, air bersih dan obat-obatan yang melumpuhkan, menurut PBB.

Israel penjajah dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Sebuah keputusan sementara pada bulan Januari mengatakan "masuk akal" bahwa Israel penjajah melakukan genosida di Gaza dan memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan tersebut dan mengambil langkah-langkah untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat