kievskiy.org

Viral Gambar AI 'All Eyes on You' di Medsos, Tuai Kritik Tentang Penghapusan Kekejaman Israel Penjajah

Asap mengepul menyusul serangan Israel penjajah selama operasi militer di Rafah pada 28 Mei 2024.
Asap mengepul menyusul serangan Israel penjajah selama operasi militer di Rafah pada 28 Mei 2024. /Reuters/Hatem Khaled

PIKIRAN RAKYAT - Serangan Israel penjajah ke kamp Tal Al-Sultan Rafah, Palestina yang menewaskan 45 telah menuai kemarahan masyarakat dunia. Utamanya, kampanye 'All Eyes on Rafah' dalam wujud gambar Artificial Intelegence (AI) yang menjadi sorotan banyak orang.

Gambar kampanye 'All Eyes on Rafah' yang dihasilkan AI telah dibagikan oleh lebih dari 46 juta pengguna termasuk selebritas, aktivis, dan politisi di berbagai belahan dunia. Gelombang ini juga membawa perhatian besar terhadap krisis kemanusia bagi para pengungsi Gaza.

Meski begitu, ada sebagian orang yang melontarkan kritik keras pada gambar kampanye 'All Eyes on Rafah' yang dihasilkan AI. Mereka mempertanyakan etika penggunaan gambar yang dihasilkan AI yang tidak menunjukkan kebrutalan apa pun di Rafah, terutama ketika sejumlah besar rekaman kematian dan kehancuran dibagikan setiap hari oleh warga sipil, pekerja, dan jurnalis di Gaza.

Pandangan ahli

Gambar hasil AI bertuliskan All Eyes on You yang viral di medsos.
Gambar hasil AI bertuliskan All Eyes on You yang viral di medsos.

Sedangkan, pandangan para ahli menyebutkan gambar kampanye All Eyes on Rafah yang dihasilkan AI mungkin bertujuan untuk melewati kebijakan moderasi konten Meta dan memastikan bahwa gambar tersebut tidak dihapus karena menggambarkan kekerasan atau perusakan.

Menilik lebih jauh, gambar kampanye 'All Eyes on Rafah' yang dihasilkan AI menunjukkan ketiadaan kekerasan atau kehancuran para pengungsi Gaza, sehingga ini jelas menghapus realitas brutal dari serangan Israel penjajah.

Gambar kampanye 'All Eyes on Rafah' juga menghapus kebenaran betapa parahnya krisis yang dialami warga Palestina saat ini. Kurangnya manusia dalam gambar AI dan malah menampilkan tenda-tenda simetri telah tegas memburamkan kekejaman yang dilakukan Israel terhadap para pengungsi Gaza.

Selain itu, ada juga kekhawatiran lainnya bahwa kampanye All Eyes on Rafah yang dihasilkan AI mengarah ke aktivisme performatif, yang serupa dengan tren media sosial Black Lives Matter dalam bentuk kotak hitam (black square) pada 2020.

Banyak yang membagikan gambar 'All Eyes on Rafah' tanpa melakukan apa pun untuk menunjukkan solidaritas terhadap Palestina. Tuduhan ini terutama ditujukan kepada selebriti, dan para kritikus mengklaim bahwa membagikan gambar AI setelah berbulan-bulan diam mengenai masalah ini mungkin merupakan cara untuk menghindari reaksi balik karena tidak mendukung tujuan itu sebelumnya.

Sementara itu, Israel penjajah sebelumnya mengumumkan bahwa konflik melawan Hamas akan berlanjut selama 7 bulan lagi atau sampai akhir tahun 2024. Saat bersamaan, Israel mengabaikan total pesan Pengadilan Tertinggi PBB yang dirilis pada Jumat, 24 Mei 2024 lalu untuk menghentikan segala serangan militer ke penjuru Gaza.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat