PIKIRAN RAKYAT - Pembangunan jalan poros tengah Garut menuai sorotan warga Kabupaten Tasikmalaya. Selain berdampak pada lingkungan, pembangunan jalan juga berpotensi menimbulkan konflik di kalangan warga.
Usama Ahmad Rizal, Ketua Pos Bantuan Hukum (Posbakum) Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya menyoroti persoalan dampak pembangunan jalan di wilayah Garut terhadap kelestarian lingkungan dan kelestarian sumber air di desanya.
Pasalnya, pembangunan jalan poros tengah antara kecamatan Cilawu dan Banjarwangi berada di daerah tangkapan air/hulu sungai DAS Ciwulan. Sedangkan Ciwulan, tutur Rizal,menjadi sumber air bagi areal pesawahan dan memiliki fungsi strategis bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat Desa Tenjowaringin.
Baca Juga: Terinspirasi Film Parasite, Ardhito Pramono Rilis EP Craziest Thing Happened in My Backyard
Mengenai adanya lahan warga Tasikmalaya yang dijadikan jalan, Rizal meminta pemerintah untuk mengkaji kembali aturannya.
"Jangan sampai pembangunan tersebut terkesan tergesa-gesa dan banyak ditutupi oleh pelaksana pembukaan jalan," kata Rizal dalam keterangan tertulisnya, belum lama ini.
Ketidaktransparan bakal memunculkan kecurigaan terdapatnya pelanggaran-pelanggaran prosedur dan ketidakbenaran mengenai pengelolaan program pemerintah dalam pengerjaan kegiatan serta menimbulkan polemik di masyarakat.
Baca Juga: Karena Hoaks di Media Sosial, Petani India Hancurkan Ayam dan Telur Seharga Rp 11 Miliar
Hal senada dikemukakan Dodi Kurniawan selaku Ketua Gumati Foundation. Gumati adalah yayasan yang fokus serta bergerak di bidang sosial, kemanusiaan dan lingkungan di Desa Tenjowaringin.