kievskiy.org

Kekeringan dan Bencana Alam Mengancam Kabupaten Tasikmalaya Imbas Proyek Jalan Poros Garut

Pembangunan jalan poros di wilayah Garut.*
Pembangunan jalan poros di wilayah Garut.* /HUMAS GARUT

PIKIRAN RAKYAT - Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (FK3I) Jawa Barat menyatakan pembangunan jalan poros tengah Garut bakal berdampak buruk terhadap wilayah Kabupaten Tasikmalaya yang berbatasan dengan area proyek tersebut. 

"Warga Tasikmalaya sekitarnya akan mengalami kekeringan yang berlebihan akibat hutan tidak berfungsi dengan baik dan (mengalami) keterancaman bencana banjir dan longsor," kata Ketua Badan Pengurus FK3I Jabar Dedi Kurniawan saat dihubungi, Jumat 13 Maret 2020.

Dampak tersebut terjadi lantaran pembukaan hutan untuk proyek jalan akan menimbulkan kerusakan ekologi bagi wilayah Kabupaten Tasikmalaya yang berbatasan langsung dengan lokasi pembangunan akses di Garut tersebut.

Baca Juga: Perbup Dana Desa 2020 Akhirnya Terbit, Rudy Gunawan Harapkan Perekonomian Kabupaten Garut Meningkat

Tak hanya itu, Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciwulan yang berhulu di lokasi tersebut ikut kena getah pembangunan jalan. Padahal, Ciwulan juga mengalir dan melintasi wilayah Kabupaten Tasikmalaya. ‎

"Kekeringan sudah pasti (menjadi ancaman) karena debit terganggu akibat daya resap air berkurang. Indikasi pencemaran akibat terbukanya kawasan akan berdampak seperti sampah dan lain-lain," tuturnya.

Dari data yang ada, lanjut Dedi, pembangunan tersebut juga tidak memperhatikan aspek pengelolaan DAS dengan baik.

Baca Juga: Efek Virus Corona Kemana-mana, Kompetisi Liga Inggris Resmi Ditunda

"Selain membabat hutan, pembangunan berada pada zona Kikasu atau kiri kanan sungai dengan metode pengerukan atau pembukaan lahan yang salah menurut gakkum DLH (dinas lingkungan hidup) provinsi dan KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup)," ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat