kievskiy.org

Petani Keluhkan Ketiadaan Bantuan Pupuk dari Pemerintah

Oting (70) salah seorang petani di Kampung Babakan Dano, Desa Kopo, Kecamatan Kutawaringin sedang membersihkan tanaman liar di lahan sawah garapannya di Desa Kopo, Kec. Kutawaringin, Kamis (1/9/2022).
Oting (70) salah seorang petani di Kampung Babakan Dano, Desa Kopo, Kecamatan Kutawaringin sedang membersihkan tanaman liar di lahan sawah garapannya di Desa Kopo, Kec. Kutawaringin, Kamis (1/9/2022). /Pikiran Rakyat/Adang Jukardi Pikiran Rakyat/Adang Jukardi

PIKIRAN RAKYAT - Petani di Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung mengeluh, karena musim tanam padi kali ini tidak mendapat bantuan sarana produksi pertanian (saprodi) dari pemerintah.

Bantuan itu, terutama pupuk dan benih padi. Padahal, bantuan saprotan tersebut sangat dibutuhkan disaat harga pupuk dan benih kini sedang melonjak.

"Keluhan para petani mah banyak. Berak (pupuk), obat-obatan (pestisida) dan benih padi," ujar Oting (70) salah seorang petani di Kampung Babakan Dano, Desa Kopo, Kecamatan Kutawaringin.

"Kalau hama tikus, walaupun ada tapi masih bisa dikendalikan. Untuk pasokan air irigasi, normal," katanya menambahkan.

Baca Juga: 5 Kebiasaan yang Bikin Lelah Mental, Salah Satunya Sering Berkata 'Iya'

Ia katakan itu ketika ditemui Kontributor "PR", Adang Jukardi di lahan sawah garapannya di Desa Kopo, Kec. Kutawaringin, Kamis (1/9/2022).

Ia mengatakan, sudah lama dirinya tidak menerima bantuan pupuk dari Dinas Pertanian Kab. Bandung.

Padahal, setahun lalu diakui sempat mendapatkan bantuan pupuk urea dari Dinas Pertanian, melalui kelompok tani. Bantuan benihnya sekarung isi 50 kg.

"Tapi sekarang, tidak ada bantuan pupuk lagi. Padahal, para petani sangat membutuhkannya. Apalagi sekarang, umur padi baru sebulan sudah waktunya diberi pupuk," ujar Oting dengan tangan dan kaki penuh lumpur.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat