kievskiy.org

Panguyuban Tahu-Tempe Jabar Batalkan Aksi Mogok Produksi, Sepakat Naikan Harga Mulai Kamis 20 Oktober 2022

Pekerja membuat tempe di sentra perajin tempe Sanan, Malang, Jawa Timur, Senin, 4 Januari 2021.
Pekerja membuat tempe di sentra perajin tempe Sanan, Malang, Jawa Timur, Senin, 4 Januari 2021. /Antara Foto/Ari Bowo Sucipto

PIKIRAN RAKYAT - Paguyuban Tahu-Tempe Jawa Barat membatalkan aksi mogok produksi tahu dan tempe pada Senin 17 Oktober 2022 hingga Rabu 19 Oktober 2022.

Namun mereka sepakat untuk menaikkan harga jual tahu dan tempe serentak mulai Kamis 20 Oktober 2022 esok.

Hal itu sebagai imbas kenaikan harga kedelai dunia dan pelaku usaha bahan makanan dari kedelai dalam negeri mayoritas sangat tergantung dengan kedelai yang selama ini diimpor dari Amerika Serikat.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Iendra Sofyan mengatakan, permasalah kedelai dalam beberapa tahun ini terus berulang selama para pelaku usaha seperti tahu tempe bergantung dengan kedelai impor.

Baca Juga: Akibat Longsor di Kabupaten Malang, Perjalanan Kereta Api Terhambat

Diakui dia, memang para petani dalam negeri telah didorong untuk turut menanam kedelai namun hasilnya kedelai tersebut tidak sebagus kedelai dari Amerika Serikat sehingga petani pun tidak tertarik untuk menanam kedelai di dalam negeri.

Menurut dia, pemerintah pusat telah memiliki strategi guna menangani kenaikan harga kedelai yang sering terjadi, begitu pula dengan Pemerintah Provinsi Jabar.

"Terkait kedelai yang berimbas pada kenaikan harga tahu tempe, kita mengawasi dan terus berkoordinasi dengan Kopti di Kota Bandung atau provinsi," kata Iendra pada acara diskusi bersama media dan mahasiswa di Kota Bandung, Selasa 18 Oktober 2022.

Menurut Iendra, selama ini program penanganan komoditas kedelai di Indonesia sudah dilakukan oleh pemerintah pusat melalui Bulog.

Ia menuturkan berdasarkan data Bulog, sampai tanggal 12 Oktober 2022, dari 17 kabupaten/kota yang diberi subsidi kedelai sebesar Rp1 ribu per kilogramnya, Provinsi Jabar menempati urutan pertama.

"Jabar paling besar (alokasi subsidi kedelai dari pusat) yakni 30.365.000 kg. Paling besar kedua Jatim, yakni 11,7 juta kg, dan Jateng ketiga sebanyak 10, 7 juta kg. Realisasi sampai 12 Oktober 2022 total realisasi sudah 32 juta (untuk Jabar) sudah melebihi," ujarnya.

Baca Juga: Polda Jatim Tak Jadi Periksa Iwan Bule dan Iwan Budianto Terkat Kasus Kanjuruhan: Dijadwalkan Ulang

Selain melanjutkan program bantuan pembelian selisih harga kedelai di tingkat perajin tahu tempe hingga akhir 2022, Mendag RI menghimbau Kopti untuk berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, serta Kementerian Perindustrian dalam penyaluran kedelai kepada perajin tahu dan tempe.

"Pemerintah sepakat untuk meningkatkan produksi kedelai lokal guna memenuhi kebutuhan bahan baku industri tahu dan tempe dan menugaskan Perum Bulog harus mengutamakan pengadaan/penyerapan kedelai lokal dari petani," katanya.

Kemudian, penginformasian kepada pengrajin tempe dan tahu bahwa pasokan kedelai dijamin cukup oleh pemerintah, namun saat ini pemerintah sedang berupaya untuk melakukan upaya mitigasi terjadinya gejolak harga kedelai.

Pihaknya menambahkan pengendalian harga kedelai juga turut dilakukan dengan rencana menerapkan skema menggunakan mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS) yang dikembangkan oleh BI.

"(LCS) ini dikembangkan BI, dan dikerjasamakan dengan sejumlah negara seperti Jepang, China, Hongkong bahkan Thailand. Sehingga jika terjadi perdagangan luar negeri, kita gunakan mata uangnya itu negara yang dikerjasamakan, tidak tergantung dolar. Kan sekarang dolar naik semuanya ikut naik. Nah, LCS yang akan kita dorong untuk Indonesia,"ucapnya. (Novianti Nurulliah)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat