kievskiy.org

Dulu Makanan Jelata, Kini Tempe Diminati di Eropa

Selain jenis makanan, tempe pada awalnya juga merupakan teknik mengolah kedelai dengan fermentasi pada masa Jawa kuno
Selain jenis makanan, tempe pada awalnya juga merupakan teknik mengolah kedelai dengan fermentasi pada masa Jawa kuno /Pixabay/mochawalk Pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Mental tempe, bangsa tempe. Demikian ungkapan-ungkapan negatif terkait tempe yang kerap dipandang lambang kerapuhan, kecengengan, kegamangan.

Padahal, tempe merupakan sumber protein tinggi pengganti daging. Alih-alih tanda kelemahan, tempe adalah lambang kekuatan, kekukuhan dari sebuah makanan egaliter yang disantap rakyat jelata hingga kalangan istana.

Selain jenis makanan, tempe pada awalnya juga merupakan teknik mengolah kedelai dengan fermentasi pada masa Jawa kuno. Pada masa itu dikenal istilah tumpi, yaitu teknik fermentasi bungkil kacang.

Sejarawan kuliner Fadly Rahman mengungkapkan, tumpi dikenal dalam prasasti-prasasti Jawa kuno sejak abad ke-10 hingga 15 berdasarkan interpretasi ahli paleologi dan arkeologi.

Baca Juga: Konsumsi Tempe Diklaim Mampu Tingkatkan Kekebalan Tubuh

Tak pelak, tempe sejak lama sudah dikenal sebagai metode fermentasi di negeri hingga menjadi makanan.

"Biasanya yang mengonsumsi dari kalangan rakyat jelata," kata Fadly saat dihubungi, Jumat 14 Oktober 2022.

Masyarakat kecil tempo dulu mengonsumsi tempe karena kandungan protein nabatinya bisa mengganti protein hewani dari daging.

Daging kala itu pun terbilang mahal. Sementara masyarakat lebih memilih memanfaatkan hewan ternak guna bekerja di ladang, sawah ketimbang menyembelihnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat