PIKIRAN RAKYAT - Terjadinya kelangkaan tempe di pasaran di wilayah Garut menjadi perhatian Pemkab Garut. Rencananya, melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi, dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM), Pemkab Garut akan segera menggelar operasi pasar khusus untuk para pengrajin tempe.
Kepala Disperindag ESDM Garut, Nia Gania, menyebutkan saat ini di Garut memang terjadi kelangkaan tempe. Namun demikian masih ada pedagang tempe yang berjualan meski mereka harus menyiasati agar tak sampai mengalami kerugian.
"Ada sebagian pedagang yang memilih tak berjualan tapi ada juga yang masih berjualan. Hanya saja mereka yang masih berjualan terpaksa harus mengurangi kuantitas produksinya untuk mencegah kerugian," kata Gania, Rabu, 2 November 2022.
Baca Juga: Wacana Jam Kerja Diganti, Dirlantas Polda Metro Setuju Tak Ubah Aturan Jam Sekolah di Jakarta
Terkait terjadinya kelangkaan tempe, disampaikan Gania hal ini juga menjadi perhatian Pemkab Garut. Bupati Garut bahkan sudah memerintahkan pihaknya untuk tetap menjaga stabilitas harga dan juga menjaga agar distribusi barang tetap ada.
Dalam upaya menstabilkan harga, tuturnya, salah satunya dengan menambah pasokan bahan baku pembuatan tempe yakni kacang kedelai.
Pemkab Garut melalui Disperindag ESDM pun telah melakukan koordinasi dengan pihak Bulog untuk.menggelar operasi pasar kacang kedelai khusus bagi para pengrajin tempe.
Baca Juga: Pemuda Gasak 2 Unit HP Milik Pedagang Mi Ayam Pangandaran, Modus Beli Kabur ke Bali
Gania menyatakan, untuk menstabilkan harga, juga harus didorong agar kedelai lokal memiliki daya saing dan menguntungkan petani. Terlebih Indonesia sudah hampir 12 tahun selalu bergantung pada kedelai impor.
"Kelangkaan dan naiknya harga kedelai ini menjadi masalah nasional. Ada 3 faktor yang menyebabkan kelangkaan dan mahalnya harga kedelai ini," ucapnya.