kievskiy.org

Pemijat Tunanetra Kota Tasikmalaya Sulit Terapkan Protokol Kesehatan, Pendapatan Anjlok 80 Persen

Pasangan suami isteri tunanetra yang berprofesi sebagai pemijat bercengkrama di rumahnya, Jalan Nusawangi Kulon, Kelurahan Nagara Wangi, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, Rabu, 10 Juni 2020.
Pasangan suami isteri tunanetra yang berprofesi sebagai pemijat bercengkrama di rumahnya, Jalan Nusawangi Kulon, Kelurahan Nagara Wangi, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, Rabu, 10 Juni 2020. /Pikiran-rakyat.com/Bambang Arifianto

PIKIRAN RAKYAT - Pagebluk Covid-19 punya dampak lebih berat bagi para penyandang disabilitas dari kalangan tunetra  yang berprofesi sebagai pemijat  di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

Meskipun kehilangan pelanggan dan sepi order, mereka tetap bertahan dengan berbagai keterbatasan.

Jika para tukang cukur bisa bekerja dengan menggunakan berbagai alat pelindung diri sehingga konsumen tetap mau memangkas rambutnya tanpa kekhawatiran tertular wabah, tak demikian dengan para penyandang tunanetra yang berprofesi sebagai pemijat itu. Bantuan APD untuk menunjang profesi pemijat begitu minim .

 Baca Juga: Rutan Salemba Potret Bobroknya Pengelolaan Lapas Indonesia, Solusinya Masih Hilang Timbul 

Koni Firman Suteja, 46 tahun, penyandang tunanetra tersebut baru saja tiba di rumahnya setelah membeli kuota pulsa telefon genggamnya siang itu.

Dengan didampingi anaknya yang berusia tujuh tahun,  Koni berjalan tersaruk-saruk memasuki rumahnya di Jalan Nusawangi Kulon, Kelurahan Nagarawangi, Kecamata Cihideung, Kota Tasimalaya, Rabu, 10 Juni 2020.

Rumah yang didiaminya bersama sang isteri,  ‎Dede Rosita, 34 tahun, juga menjadi tempat praktik ‎Panti Pijat Tunanetra Hasrat Sehat yang dikelola pasangan penyandang disabilitas tersebut.

 Baca Juga: Babak Baru Kasus Sunda Empire, Nota Keberatan Ditolak Hakim, Sudah Masuk ke Pokok Perkara

Siang itu, tak ada order atau panggilan memijat kepada Koni. Pasien yang mendatangi tempat pijatnya tersembunyi di permukiman padat Kota Tasikmalaya pun tak tampak. Sepi order dan pasien tambah sepi. Demikianlah kondisi Panti Pijat Hasrat Sehat selepas pagebluk Covid-19 mewabah pada Maret 2020. Koni mengaku pendapatannya dari memijat anjlok hingga 80 persen.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat