PIKIRAN RAKYAT – Keluarga Arya Saputra, korban pembacokan di Simpang Pomad merasa tak terima usai mendengar tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) Pengadilan Negeri (PN) Bogor yang menuntut ASR alias Tukul (17) hukuman 7 tahun dan 6 bulan penjara. Hukuman untuk eksekutor pembacokan itu dinilai tak adil jika dibandingkan hilangnya nyawa Arya.
Pembacaan tuntutan Tukul itu dilakukan di PN Bogor pada Selasa, 6 Juni 2023. Seluruh keluarga Arya Saputra hadir dalam persidangan itu dan berharap mendengar kabar yang melegakan.
Namun saat tuntutan Tukul dibacakan, keluarga Arya Saputra merasa geram. Bahkan di luar pengadilan, kakak kandung korban, Ratih Permata langsung mengejar ibunda Tukul yang juga hadir dalam persidangan tersebut.
Kakak kandung korban menangis histeris di hadapan ibu pelaku sembari membawa foto Arya semasa hidup dan foto Arya yang sudah terbujur kaku dengan luka bacokan menganga. Ratih mendesak ibunda tersangka untuk tak meminta pengampunan.
Baca Juga: Kuasa Hukum Shane Lukas Ungkap Mario Dandy Punya Pengaruh di Sel Tahanan: Banyak yang Dekati
Menurut keluarga, harusnya Tukul sebagai eksekutor dihukum lebih berat dan mendapat hukuman maksimal. Kakak kandung korban merasa hukuman seberat apapun tidak akan bisa menggantikan nyawa adiknya.
“Lihat sebesar luka adik saya, adik saya hilang nyawa, adik saya gak bisa hidup. Saya gak mau ibu minta keringanan, kalau bisa nyawa dibalas nyawa,” ujar kakak kandung korban, dikutip dari TikTok @watching.bogor pada Sabtu, 10 Juni 2023.
Momen keluarga korban mengejar ibunda Tukul itu dibagikan akun TikTok @watching.bogor pada Sabtu, 10 Juni 2023. Dalam video tersebut terlihat ibunda Tukul tak bisa banyak berkata-kata selain minta ampun.
Namun permintaan tersebut ditolak oleh keluarga yang tak terima Arya tewas dalam kondisi mengenaskan tersebut. Kakak kandung Arya pun meminta keluarga tersangka mohon ampun ke Yang Maha Kuasa.