PIKIRAN RAKYAT - Kendati di wilayah Kabupaten Karawang masih sesekali diguyur hujan, namun dampak tibanya musim kemarau telah dirasakan warga setempat. Sejumlah desa bahkan telah dilanda kekeringan, hingga penduduknya kesulitan mendapatkan sumber air bersih.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang, Mahpudin menyebutkan, sedikitnya ada lima kecamatan di wilayah kerjanya mulai terdampak fenomena El Nino. Ke lima kecamatan itu berpotensi mengalami kekeringan parah hingga gagalnya produksi pertanian.
"Lima kecamatan itu adalah Tegalwaru, Telukjambe Barat, Ciampel, Pangkalan dan Pakisjaya. Bahkan di sebuah dusun di Ciampel wargannya sudah mengalami krisis air bersih," ujar Mahpudin pada Rabu, 21 Juni 2023.
Baca Juga: Durasi El Nino Bertambah Panjang, Iklim Kering di Indonesia Terjadi Hingga Oktober 2023
Padahal, lanjut dia, saat ini masih terjadi hujan di daerah tersebut. Sementara prediksi BMKG fenomena El Nino akan berlangsung lama, hingga Oktober 2023.
Kondisi itu tentunya harus diantisipasi dari sekarang. Jika tidak, banyak warga yang akan kelimpungan mendapatkan air, baik untuk keperluan sehari-hari maupun untuk mengairi sawah," katanya.
Saat ini, sambung dia, kekeringan telah terjadi di Desa Kutalanggeng dan Cintalanggeng Kecamatan Tegalwaru. Kemudian di Desa Jatilakasana Kecamatan Pangkalan, Desa wanajaya dan Wanakerta Kecamatan Telukjambe Barat. Juga di Desa Parung mulya Kecamatan Ciampel dan Desa Pakisjaya Kecamatan Pakisjaya.
Dia menambahkan, di Desa Parungmulya kekeringan terjadi di Dusun Cibenda dan Dusun Simargalih III. Di dua dusun tersebut ada sekira 350 keluarga dengan 1.200 jiwa terdampak kekeringan.
Baca Juga: Waspada El Nino, 16 Kecamatan di Bandung Barat Berpotensi Kekurangan Air