kievskiy.org

Orangtua PMI Asal Majalengka Berharap Pemerintah Pulangkan sang Anak yang Bekerja di Irak

Popon menunjukkan foto anaknya Fitriani (27) asal  Desa Bagjasari, Kecamatan Cikijing, Kabupaten Majalengka yang kini bekerja sebagai PMI di Irak.
Popon menunjukkan foto anaknya Fitriani (27) asal Desa Bagjasari, Kecamatan Cikijing, Kabupaten Majalengka yang kini bekerja sebagai PMI di Irak. /Pikiran Rakyat/Tati Purnawati

PIKIRAN RAKYAT - Popon, orangtua Fitriani (27) asal Desa Bagjasari, Kecamatan Cikijing, Kabupaten Majalengka kini bekerja sebagai PMI di Irak meminta pemerintah Indonesia memulangkan sang anak dengan alasan mendapat perlakuakn tidak menyenangkan dari sesama ART di Irak.

Permintaan kepulangan Fitriani diketahui ibunya dari video berdurasi 16 detik yang diunggahnya hingga viral di media sosial.

"Sebagai ibunya Fitriani, saya memohon pemerintah dan lembaga lainnya atau bahkan Presiden Jokowi bisa segera memulangkan anak saya dari Irak. Soalnya anak saya minta dipulangkan karena tidak nyaman bekerja dan juga sekarang mengalami sakit-sakitan," ujar Popon (47) ditemui di rumahnya di Blok Katanggur Tonggoh, Desa Bagjasari.

Baca Juga: Sejumlah Desa di Pangandaran Tergenang Banjir, Objek Wisata Sungai Citumang dan Santirah Tetap Beroperasi

Menurut Popon, selain kondisinya yang kini sakit-sakitan, Fitriani juga kerap mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan dari sesama ART yang katanya berasal dari India. Keterangan tersebut disampaikan langsung oleh Fitriani.

Diduga ART asal India malas bekerja, sehingga tanggung jawabnya dilimpahkan ke Fitriani.

Tidak dijelaskan alasan Fitriani selalu bersedia mengerjakan pekerjaan orang lain dan mengeluhkan kondisinya ke keluarga di Cikijing.

“Dia sering mengeluhkan sikap pembantu yang lain, katanya kerjanya hanya tidur sedangkan pekerjaan dibebankan kepada Fitriani, dia mendapat paksaan dari temannya untuk bekerja dan katanya tidak mampu menolak,” katan Popon.

Baca Juga: Usaha Tak Berizin di Kabupaten Bekasi akan Tetap Kena Pajak

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat