kievskiy.org

Penyebab Kematian Siswa SD di Sukaraja Sukabumi Terungkap, Jejas Bukan karena Penganiayaan Kakak Kelas

Polres Sukabumi menggelar konferensi pers kasus kematian MHD (9) siswa kelas 2 Sekolah Dasar asal Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, yang meninggal dunia pada 20 Mei 2023.
Polres Sukabumi menggelar konferensi pers kasus kematian MHD (9) siswa kelas 2 Sekolah Dasar asal Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, yang meninggal dunia pada 20 Mei 2023. /Pikiran Rakyat/Herlan Heryadie

PIKIRAN RAKYAT - Misteri kematian MHD (9) siswa kelas 2 Sekolah Dasar (SD) asal Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, yang meninggal dunia pada 20 Mei 2023 menemui titik terang. Sebelumnya, keluarga menyebut MHD meninggal dunia diduga dikeroyok kakak kelasnya. Namun hasil pemeriksaan medis menyatakan hal lain. Tim medis yang terdiri dari dokter spesialis forensik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, dokter RS Hermina Sukabumi dan dokter Puskesmas Langensari Sukaraja menyatakan MHD meninggal dunia akibat infeksi tetanus.

Dokter spesialis forensik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, dr Nurul Aida Fathia, mengungkap temuan baru soal hasil autopsi jasad MHD. Aida menyebut sejumlah luka dan jejas di tubuh MHD bukan luka akibat kekerasan, melainkan tindakan medis. Makam MHD di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kampung Komprang, Desa Langensari, Kecamatan Sukaraja juga sempat dibongkar kembali pada Rabu, 31 Mei 2023 guna dilakukan autopsi ulang atau ekshumasi terkait kasus dugaan pengeroyokan oleh teman dan kakak kelasnya.

“Jadi ada permintaan dari Polres Sukabumi Kota untuk dilakukan ekshumasi. Kemudian dilakukan pemeriksaan, kondisinya pada saat itu memang sudah membusuk lanjut, karena sudah lumayan lama, lebih dari satu minggu, kalau tidak salah 11 hari setelah dikuburkan. Jadi ditemukan atau tidak luka-luka yang diduga kekerasan yang dimaksud tadi yang disampaikan itu memang ada. Tapi jejas yang ditemukan tersebut merupakan akibat tindakan medis. Karena pada saat ditangani kondisinya kejang-kejang,” kata Aida, kepada awak media, dalam konferensi pers di halaman Mapolres Sukabumi Kota.

Baca Juga: UU Kesehatan Baru: STR Dokter dan Perawat Seumur Hidup, Ini Syaratnya

Pada saat dilakukan pemeriksaan, luka-luka yang diduga kekerasan itu memang ada. Namun, luka tersebut merupakan akibat tindakan medis, seperti di bagian punggung tangan akibat dari infus, di pergelangan tangan, di lengan bawah, dan juga di lengan atas. Untuk penyebab kematiannya, beberapa hal yang diduga sebagai penyebab kematian oleh keluarga itu juga dikonfirmasi. Hasil pemeriksaan laboratorium dari sample yang sudah diambil itu juga tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan.

“Jadi diambil sample-nya oleh saya, bukan hanya pada saat autopsi saja. Itu saya ambil lalu dilakukan pemeriksaan laboratorium. Nah, yang diduga tadi ada kekerasan, ternyata dari hasil pemeriksaan laboratorium pun tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Dalam hal ini kenapa dari lab bisa kelihatan karena tidak ada pendarahan di situ, dari otot tidak ada pendarahan, dari kulit tidak ada, artinya itu bisa menyingkirkan tanda kekerasan. Jadi memang ada kondisinya, gangguan pada paru-paru atau gangguan napas,” tutur Aida.

Di tempat yang sama, Wakil Direktur Medis RS Hermina Sukaraja Sukabumi, dr Andreansyah Nugraha mengungkapkan, MHD sempat dirawat di Rumah Sakit Hermina selama empat hari sebelum dinyatakan meninggal dunia. Dia juga mengungkapkan, dalam pemeriksaan visum luar tak ditemukan luka. Begitu pun dengan foto rontgen bagian tulang belakang tak ditemukan retakan atau patah tulang.

Baca Juga: Penemu Nikuba Ogah Kerja Sama dengan BRIN, Aryanto Misel: kalau Presiden Lain Lagi

“Pasien datang mengeluh sakit di bagian punggung dan mulut terasa kaku. Mulutnya tidak bisa membuka secara maksimal dan disertai batuk-batuk selama dua hari. Pada saat itu kita curigai tetanus makanya kita konfirmasi ada riwayat trauma, tertusuk jarum atau benda tajam, atau adanya trauma jejas yang berlebih, kita tanyakan juga pasien dan keluarga, tidak ada riwayat konfirmasi. Selama perawatan kemungkinan ini penyebab tetanus karena infeksi, ini dibuktikan ada pemeriksaan lab mengarah leukosit tinggi dan hasil rontgen ada tanda-tanda infeksi, ditambah ditambah di telinga ada cairan infeksi," kata Andreansyah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat