kievskiy.org

Saking Penuhnya Penjara, Kalapas Tasikmalaya: Jangankan Dibina, Tidur Saja Mereka Harus Berimpitan

Kepala Lapas Kelas II B Tasikmalaya, Sulardi.
Kepala Lapas Kelas II B Tasikmalaya, Sulardi. /Pikiran-rakyat.com/Asep MS

PIKIRAN RAKYAT - Lapas Kelas II B Tasikmalaya memiliki 24 kamar untuk menampung masyarakat binaan atau narapidana dengan rata rata kapasitas hunian ideal empat orang.

Namun, kenyataannya kamar-kamar penjara itu sudah melebihi kapasitas ideal. Di mana di dalam kamar yang berkapasitas empat orang itu, harus diisi oleh delapan narapidana bahkan lebih.

Sementara di kamar yang lebih besar, yaitu kamar berkapasitas untuk sembilan orang, saat ini harus diisi oleh lebih dari 20 warga binaan yang ada.

Baca Juga: Laporan Pertanggujawaban Anies Baswedan Ditolak, DPRD DKI Jakarta Singgung Transparansi

Kondisi tersebut membuat pembinaan yang dilakukan pihak lapas untuk para narapidana menjadi tidak maksimal.

"Jangankan untuk pembinaan, untuk tidur saja mereka harus berimpitan," ujar Kepala Lapas Kelas II B Tasikmalaya, Sulardi, Rabu, 9 September 2020.

Sulardi mengatakan, kapasitas bangunan lapas kelas II B Tasikmalaya yang berdiri di lahan seluas 2.310 meter persegi itu idealnya hanya diisi oleh 88 warga binaan.

Baca Juga: Serial Dokumenter 'Paras Cantik Indonesia', Hadirkan Kisah Para Perempuan Inspiratif

Namun dalam kenyataannya ujar dia, lapas tersebut kini dihuni 302 narapidana yang saat ini ditampung di Lapas Tasikmalaya.

"Jumlah itu sudah dikurangi yang mendapat asimilasi. Tahun ini kita berikan asimilasi kepada sekitar 150 narapidana. Kalau tidak ada asimilasi, bisa sampai 400 orang warga binaan yang masih menghuni lapas ini," kata dia, Selasa, 8 September 2020.

Menurut dia, lahan ideal untuk bangunan sebuah lapas itu seharusnya sekira 3 hektare. Namun, kenyataannya lahan ideal itu belum juga dimiliki Lapas Tasikmalaya.

Sulardi mengatakan, ketersediaan lahan yang kurang itu membuat pembinaan kepada para narapidana tak bisa dilakukan secara maksimal.

Baca Juga: Dilarang di India, PUBG Tegaskan Perusahaannya Tak Berasal dari Tiongkok

Padahal, tugas utama lapas kepada para narapidana adalah melakukan pembinaan agar ketika mereka keluar bisa menjadi masyarakat yang produktif dan tak mengulangi kejahatannya yang membuat mereka masuk ke dalam penjara.

"Kita ketersediaan lahan kurang, susah untuk pembinaan misalnya mengelola pertanian, ternak, dan lain-lainnya. Tapi kita tak diam. Lakukan pertanian lewat tanaman hidroponik," kata dia.

Selain itu, Sulardi menambahkan, pembinaan kepada para narapidana di Lapas Tasikmalaya juga dilakukan dengan membuat kerajinan tangan.

Baca Juga: Tak Hanya Pusing, 7 Hal Ini Bisa Jadi Tanda Anda Menderita Darah Tinggi

Ia mengklaim, saat ini banyak kerajinan yang dibuat oleh para narapidana sudah dijual ke luar, seperti sendal hotel, sayuran hasil hidroponik, dan lainnya.

Kendati demikian, ia tetap berharap Lapas Tasikmalaya tetap bisa direlokasi. Sebab, lahan yang ada saat ini tak lagi bisa untuk dikembangkan."Saya juga ingin para narapidana dibina beternak, tapi tak ada lahannya. Kalau mau ideal, harus ada pembinaan ibadah, bengkel, lahan pertanian, dan lain-lain," kata dia.

Menanti Keseriusan Pemda

Sulardi mengatakan, Lapas Tasikmalaya menghimpun narapidana yang berasal dari Kabupaten dan Kota Tasikmalaya. Dua pemerintah daerah (pemda) merupakan mitra kerja Lapas Tasikmalaya dalam melakukan pembinaan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat