PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menindaklanjuti anjuran dari Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 terkait tidak dianjurkannya masker berbahan kain scuba dan buff. Pemerintah tengah berkonsultasi dengan ahli textile guna memastikan efektifitas penggunaan masker kain.
Sekretaris GTPP Covid-19 Jabar Daud Achmad mengatakan, proyek pembelian masker dari UMKM di Jabar tidak akan sia-sia meski ada anjuran untuk tidak menggunakan masker dari kain scuba.
"Kita sedang bicara dengan Balai Tekstil jadi syaratnya harus ada dua lapis, nah kita sedang berpikir seperti apa apakah mau jadi dua lapis, ini masih belum diputuskan dan masih dikaji," ujar Daud pada media, Senin 21 September 2020.
Baca Juga: Pemain Muda Persib Saiful Akui Kaget dengan Keputusan Robert Alberts
Yang jelas, lanjut Daud, kain itu menurut Balai Tekstil bukan berarti tidak bisa dipakai. Kain tersebut bisa dipakai tapi ada syarat harus dua lapis.
"Lapis dalamnya harus putih dan sebagainya. Nah ini kita sedang mikir nih seperti apa tapi yang jelas insyaallah tidak akan jadi mubazir. Sayang atuh," ujar dia.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat segera melakukan penyesuaian terkait dengan tidak disarankannya lagi penggunaan masker berbahan kain scuba dan juga buff. Sementara saat ini, Pemprov Jabar melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil tengah mencanangkan pembelian 8 juta masker dari pelaku UMKM di Jabar guna mendongkrak perekonomian di tengah pandemi Covid-19 sejak pertengahan tahun ini. Pembelian masker tersebut merupakan pembelian tahap kedua masker yang sedang berjalan.
Baca Juga: Jawa Barat Siapkan Perda dalam Upaya Penanganan Pandemi Covid-19
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat Kusmana Hartadji mengatakan, dengan adanya informasi terbaru tersebut menjadi tantangan pada pendistribusian nanti. Pasalnya saat ini mayoritas pesanan masker yang dikerjakan dalam proyek tersebut merupakan masker berbahan kain scuba dengan porsi 65 persen dan sisanya 35 persen masker dari bahan kain seperti katun Jepang maupun toyobo.