kievskiy.org

Bukan Hanya Garuda Indonesia dan Saudi Airlines, Jemaah Haji 2020 Dilayani 4 Maskapai

GARUDA Indonesia.*
GARUDA Indonesia.* /INSTAGRAM/@garuda.indonesia

PIKIRAN RAKYAT – Komisi VIII DPR RI dan Menteri Agama RI menyepakati empat maskapai yang akan memberangkatkan Jemaah Haji 2020.

Jika biasanya hanya Garuda Indonesia Airlines dan Saudi Airlines, maka di tahun ini Citylink dan Flynas juga akan ikut membawa jemaah Haji ke tanah suci.

Kendati demikian, Menteri Agama Fachrul Razi memastikan ada sejumlah standar yang harus diperhatikan.

"Empat penerbangan membuat lebih kompetitif dari harga, tapi persyaratan tetap pesawat tetap diperhatikan baik pesawat yang harus usia muda dan kelayakan terbang yang harus memenuhi syarat. Pelayanan tetap harus prima. Biaya bisa ditekan tanpa mengurangi kenyamanan," ucap dia.

Baca Juga: Mengenal Perbedaan Taspen, BPJS-TK, dan ASABRI yang Sama-sama Menanggung Jaminan Sosial untuk ASN dan Pejabat Negara

Di tahun ini Menag juga memastikan ada beberapa tambahan layanan bagi Jemaah Haji.

Seperti fast track yang kini diberlakukan tidak hanya untuk mereka yang berangkat dari Soekarno Hatta tetapi juga di Bandara Juanda, Surabaya.

Fast track adalah layanan dini imigrasi Arab Saudi yang dibuka di bandara asal penerbangan atau embarkasi.

Baca Juga: Film Perempuan Tanah Jahanam Tembus Sejumlah Festival Film Internasional

"Kami juga memberi cadangan lima persen dari kuota untuk Lansia. Ini karena terlalu banyak, kalau dibiarkan mungkin peluang untuk bisa berangkat sangat kecil, karena ada yang usia 95 tahun sudah menunggu tiga empat tahun. Dengan demikian mereka mendapat kesempatan yang adil buat berangkat," ucap dia.

Menurut Fachrul total cadangan kuota yang disiapkan tahun ini sebenarnya 10 persen. Ini lebih banyak lima persen dibanding kuota cadangan tahun lalu.

Baca Juga: Harun Masiku jadi Buron, KPK Pajang Fotonya di Website Resmi

Namun, cadangan lima persen dinilai terlalu sedikit karena ketika ada Jemaah Haji yang meninggal dan tak bisa berangkat, Jemaah Haji yang masuk kuota cadangan banyak yang mengaku belum siap.

Hal ini membuat Indonesia kehilangan kuota cadangan sebanyak 1268.

"Ini kan besar sekali, karena kuota itu mahal. Maka mulai tahun ini cadangan dinaikkan 10 persen. Dengan demikian peluang untuk hilang jadi lebih kecil. Dan di antara cadangan 10 persen ini, lima persen di antaranya untuk Lansia," ucap dia.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat