kievskiy.org

Profil Al-Farabi, Filsuf Muslim yang 'Akrab' dengan Eropa

Ilustrasi kitab.
Ilustrasi kitab. /Pixabay/moritz320

PIKIRAN RAKYAT - Abu Nasr Muhammad al-Farabi atau biasa dikenal dengan Al-Farabi lahir di Wasij, suatu desa di Farab (Transoxania) pada tahun 257 H/870 M.

Di daerah Eropa, dia lebih dikenal dengan nama Alpharabius. Ayahnya merupakan seorang jenderal berkebangsaan Persia dan ibunya berkebangsaan Turki.

Dia sering disebut sebagai keturunan Persia dan sering juga disebut sebagai keturunan Turki. Namun, sesuai ajaran Islam, yang mendasarkan keturunan pada pihak ayah, lebih tepatnya disebut keturunan Persia.

Abu Nasr al-Farabi secara luas dianggap sebagai pendiri filsafat dalam dunia Islam. Meskipun memiliki beberapa pendahulu yang patut dicatat, seperti al-Kindi dan al-Razi, dia merupakan filsuf pertama pada zamannya yang memerintahkan penghormatan tanpa syarat bagi generasi mendatang.

Baca Juga: Profil Chairil Anwar, Si Binatang Jalang yang Mampus Dikoyak-koyak Sepi

Avicenna, Averroes, dan Maimonides semuanya mempertimbangkan banyak tema Al-Farabi dan meninggalkan kesaksian tertulis tentang kekaguman mereka terhadapnya. Dia dikenal sebagai guru kedua, yaitu yang kedua setelah Aristoteles.

Sumber-sumber yang berkaitan dengan Al-Farabi berasal dari setidaknya tiga abad setelah kematiannya. Dia lahir di tempat yang sekarang disebut Kazakhstan sekira tahun 870 M, dan meninggal pada tahun 950 M.

Dia menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk mengajar, menulis, dan studinya, di Baghdad. Ada spekulasi bahwa dia juga belajar di Byzantium, karena minatnya pada bahasa dan pemikiran Yunani, tetapi ini tidak pernah diverifikasi.

Dia meninggalkan Baghdad karena kerusuhan politik menjelang akhir hidupnya dan mungkin telah meninggal di Damaskus.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat