PIKIRAN RAKYAT – Pekan lalu, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berkunjung ke Jawa Barat. Selain membahas soal Covid-19, salah satu atensi utamanya kali itu adalah perkembangan program Citarum Harum.
Sungai Citarum pada 2013 masuk dalam tiga sungai paling tercemar di dunia. Luhut mengunjungi sejumlah titik Sungai Citarum.
Ikut mendampinginya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang juga Kepala Satgas PPK-DAS (Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum).
Dari Ridwan Kamil pula, Luhut mendapat laporan perkembangan rehabilitasi Sungai Citarum.
Baca Juga: Cuma di Indonesia, 50 Ton Sampah Diangkut 'Biawak' dari Sungai di Bekasi
Ridwan Kamil mengklaim, perkembangannya lebih cepat dari yang direncanakan. Salah satu patokannya adalah kualitas air.
Tahun 2018, awal program Citarum Harum digelar, indeks kualitas air Citarum di hulu rata-rata 26,3 (dari skala 0–100).
Berkat kolaborasi seluruh pihak, indeks itu naik. Salah satunya kiprah TNI-Polri dengan menindak ratusan industri yang membuang langsung limbahnya ke sungai. TNI-Polri menutup saluran limbah memakai campuran semen dan beton. Apabila tak mempan, pemerintah menyeretnya ke meja hijau.
Langkah lainnya, menata WC umum yang berderet di tepian Citarum dan anak sungainya. Dibangun pula sejumlah septik tank komunal dan TPS.