kievskiy.org

Nama dan Rupa Pikiran Rakyat

PRESIDEN Jokowi mengunjungi kantor Pikiran Rakyat di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Minggu 10 Maret 2019.*
PRESIDEN Jokowi mengunjungi kantor Pikiran Rakyat di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Minggu 10 Maret 2019.* /ABDUL MUHAEMIN/PR

PEKAN ini koran Pikiran Rakyat memperingati wetonnya yang ke-54. Hanya dua tahun lebih tua daripada umur saya. Masih muda dong.

Namun, benarkah 54? Saya masih sangsi. Sampai sekarang pengetahuan saya mengenai sejarah koran ini belum terang. Banyak sebabnya, dua di antaranya berkaitan dengan nama dan rupanya. 

Sebuah Nama, Sejumlah Kaum

Nama koran ini memang keren sekali. Bukan pikiran elite atau pikiran satu-dua orang, melainkan pikiran banyak orang. Kata orang Belanda dulu, itulah Mening van het Volk

Baca Juga: Dukung WFH, YouTube Ikut Turunkan Kualitas Videonya secara Otomatis di Seluruh Dunia

Mungkin lantaran saking kerennya nama ini dipakai oleh sejumlah kaum. Baca saja Sejarah Kecil “Petite Histoire” Indonesia Jilid 2 (2009) karya Rosihan Anwar.

Almarhum menulis, “Tatkala Ir. Sukarno memimpin Partai Nasional Indonesia (PNI) tahun 1930, dia membikin organ partai bernama Pikiran Rakyat. Kelak di Palembang terbit surat kabar Pikiran Rakyat (1945-1947) dan di Manado tahun 1953 koran dengan nama serupa. Tentu yang telah berusia 40 tahun sampai kini ialah Pikiran Rakyat alias PR di Bandung.”

Dengan kata lain, dalam sejarah sedikitnya ada empat kaum yang mencintai satu nama, tak terkecuali kaum Marhaenis di Bandung. Secara tersirat, catatan Ayatullah Pers Indonesia mengatakan bahwa koran PR di Bandung kini tidak terkait dengan organ politik Bung Karno dulu. 

Baca Juga: Bantu Perangi Virus Corona, Pasien Rehabilitasi Rumah Sakit Jiwa di Semarang Produksi Masker dan APD

Lain halnya dengan catatan Seno Gumira Ajidarma ketika ia menelusuri sejarah karakter kartun Mang Ohlé.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat