kievskiy.org

Peluk Cium dari Jauh

Pikiran-Rakyat.com
Logo Share www.Pikiran-rakyat.com

 

HIDUP sehari-hari terselenggara melalui sekian sentuhan. Santri mencium tangan kiai, presiden bersalaman dengan para menteri, dan ibu-ibu berkain batik cipika-cipiki dalam kenduri.

Buat menyatakan cinta, Si Budi tidak cukup bilang “love” kepada Si Wati. Ada kalanya tangannya yang berotot perlu mengelus rambut pacar yang bergelombang. Untuk memojokkan lawan politik, anggota parlemen tak cuma mengandalkan omong. Tak jarang politisi menunjukkan kebolehan di bidang silat dan tinju.

Ya, semua ada sentuhannya, semua ada kontak fisiknya. Imam di masjid selalu mengingatkan bahwa saf bukan hanya mesti lurus melainkan juga harus rapat. Di tepi danau di Poso kebersamaan dirayakan dengan saling menggamit tangan sambil menari berputar-putar diiringi iirama dero. 

Baca Juga: PRAKIRAAN CUACA HARI INI: 2 April 2020, Bandung Berpotensi Hujan Petir pada Sore Hari

Gambar sejumlah tangan yang saling berpegangan bahkan telah jadi simbol tersendiri bagi gotong-royong atau solidaritas sosial. Juga dalam sajak Chairil Anwar, “Persetujuan dengan Bung Karno”, ada ungkapan “kasih tangan mari kita bikin janji”. 

Sayang sekali, sejak virus corona jadi pandemi semua itu mesti diakhiri. Orang disarankan bekerja dari rumah (work from home) seraya menjaga jarak fisik (physical distancing) dari sesamanya biar rantai virus bisa putus. 

Konon, pernah ada seorang pemuda menghampiri James Joyce. “Bolehkah saya mencium tangan yang telah menulis Ulysses?” pinta si pemuda. “Jangan,” tukas sang pengarang, “Tangan saya ini juga suka dipakai buat melakukan hal-hal lainnya.” 

Baca Juga: Bacary Sagna: Pogba Ingin Bersinar di Juventus Bersama Ronaldo

Baca Juga: POPULER HARI INI: Awak Kapal AS 80 Persen Positif COVID-19 hingga Lagu Corona Asal Sunda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat