kievskiy.org

Anies Baswedan Disebut Antitesis Jokowi, Pilpres 3 Pasangan Bisa Cegah Polarisasi dan Saling Benci

Anies Baswedan saat bersiap menyampaikan pidato saat peresmian relawan IndonesiAnis di Jakarta Convention Centre, Jakarta, Selasa 2 November 2022.
Anies Baswedan saat bersiap menyampaikan pidato saat peresmian relawan IndonesiAnis di Jakarta Convention Centre, Jakarta, Selasa 2 November 2022. /Antara/Hafidz Mubarak A

PIKIRAN RAKYAT – Bangsa ini sudah waktunya menemukan solusi yang orientasinya kesejahteraan bersama. Perbedaan pemikiran tidak boleh menafikan capaian yang selalu jadi harapan.

Pernyataan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, yang memilih Anies Baswedan sebagai calon presiden mengejutkan berbagai pihak.

Berdasarkan jumlah kadernya yang duduk di parlemen, Nasdem tidak bisa memutuskan calonnya sendiri karena tidak memenuhi ambang batas perolehan suara.

Selama ini, Nasdem jadi salah satu parpol koalisi pemerintah yang mendukung Jokowi. Pilihan Nasdem seperti itu menimbulkan berbagai reaksi.

Zulfan Lindan, salah seorang pendiri dan kader Nasdem menyebut Anies Baswedan sebagai antitesis Jokowi. Serentak pernyataannya tersebut memicu polemik. Zulfan dinonaktifkan partainya.

Reaksi yang tidak kurang kerasnya juga, PDIP meminta menteri dari Nasdem (mereka menyebutnya menteri antitesis) segera diganti.

Belakangan ketika menghadiri ulang tahun Partai Perindo, Jokowi menyebut, presiden berikutnya mungkin saja giliran Prabowo Subianto. Dengan sendirinya, pernyataan tersebut ditafsirkan sebagai dukungan.

Sementara, Jokowi adalah kader PDIP yang sampai sejauh ini belum memutuskan siapa capres/cawapres yang akan didukungnya.

Di tengah situasi politik yang lebih menghangat seperti itu, Surya Paloh melangkah lebih jauh. Dia menyerahkan kepada Anies Baswedan untuk memilih cawapresnya. Sontak, Nasdem melakukan pendekatan dengan Partai Demokrat dan PKS.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat