kievskiy.org

Apa yang Ditunggu Presiden?

USAI mendapat predikat upper middle income country dari Bank Dunia, Jokowi optipis Indonesia dapat raih status negara berpenghasilan tinggi.*
USAI mendapat predikat upper middle income country dari Bank Dunia, Jokowi optipis Indonesia dapat raih status negara berpenghasilan tinggi.* /Instagram/@jokowi Instagram/@jokowi

PIKIRAN RAKYAT – Sejak dilontarkan Presiden 18 Juni dan viral sepuluh hari kemudian, isu perombakan kabinet (reshuffle) terus menggelinding seperti bola salju. Kini publik bertanya-tanya, seriuskah Presiden akan merombak kabinet? Jika ya, kapan? Apa yang ditunggu Presiden hingga isu tersebut harus menggantung lebih dari dua pekan?

Ketergesaan memang bukan hal baik, apalagi untuk urusan sepenting mengganti Menteri. Namun dua pekan bukanlah waktu yang pendek, apalagi jika dilihat dari aspek-aspek berikut. Kesatu, sejak viral sepekan lalu, pernyataan Presiden telah memunculkan berbagai spekulasi, utamanya menyangkut siapa yang tergusur dan siapa yang menggantikannya. 

Prediksi berbagai pihak telah menghangatkan (untuk tidak mengatakan memperkeruh) suasana, yang membuat pihak-pihak yang disebut-sebut akan tergusur, atau sebaliknya mereka yang disebut sebagai tokoh yang paling berpeluang, memiliki rasa yang berbeda.

Baca Juga: JK Rowling Dikecam Komunitas Terbesar Harry Potter Akibat Cuitannya 

Suasana seperti ini, diakui atau tidak, akan merusak mood, atau setidak-tidaknya mengganggu konsentrasi. Padahal, masalah yang dihadapi (seperti dikatakan Presiden sendiri) amat mendesak, kritikal, dan menuntut tindakan luar biasa (extraordinary).

Kedua, sejak melontarkan pernyataan “pedas” tidak ada kebijakan luar biasa yang diluncurkan Presiden, atau para pembantunya. Padahal, masalah terus membesar. Ancaman pelemahan ekonomi kian nyata. Warga terdampak kian sesak. Keadaan ini menggiring pertanyaan publik, “Jika bukan sinyal untuk mengganti Menteri, buat apa Presiden mengeluarkan pertanyaan sekeras itu?”

Ketiga, jika Presiden merasakan kegundahan luar biasa dan merasa perlu mengganti pembantunya, inilah momentumnya. Ancaman wabah korona yang belum hilang, namun tekanan ekonomi yang kian tidak bisa dihindari, menuntut langkah luar biasa untuk mengatasinya.

Baca Juga: Bubarkan Judi Sabung Ayam, Anggota Polri Diserang Putra Anggota DPRD Toraja Utara

Kecepatan mengambil solusi sedang diuji waktu, dan mempertaruhkan “ketahanan sosial-ekonomi” warga. Penantian publik atas kebijakan yang menyelamatkan seperti air mendidih menanti kucuran beras untuk ditanak jadi nasi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat