PIKIRAN RAKYAT - Tahun 2022 menjadi tahun menantang bagi olah raga Indonesia. Tahun ini Indonesia untuk kali pertama terkena sanksi doping Badan Antidoping Dunia (World Anti-Doping Agency/WADA). Sanksi yang tidak pernah terbayangkan akan diperoleh Merah Putih.
Selama disanksi, skuad Indonesia yang berlaga di event internasional tidak boleh menggunakan atribut Merah Putih, tidak boleh mengibarkan Sang Saka Merah Putih, atau memperdengarkan “Indonesia Raya” jika juara.
Tidak boleh aktif di beberapa kegiatan internasional, rasanya sama beratnya ketika sepak bola Indonesia disanksi oleh FIFA 2015 lalu.
Seperti yang dialami tim Thomas Indonesia 2020 yang diselenggarakan pada tahun 2021 lalu di Aarhus, Denmark. Naik ke podium sebagai juara, tidak ada atribut apa pun terkait Indonesia yang boleh ditampilkan. Pedih, tertekan karena tidak bisa mempersembahkan untuk nama negara.
Baca Juga: WADA Resmi Cabut Sanksi, Bendera Indonesia Bisa Berkibar di MotoGP Mandalika 2022
Hingga pada akhirnya, setelah 3,5 bulan menjalani sanksi, pada 2 Februari 2022 lewat perjuangan siang malam yang dilakukan tim yang dibentuk Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora) sesuai dengan arahan Presiden pada Rapat Terbatas Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penyelesaian Sanksi WADA, sanksi Indonesia pun dicabut.
Setelah sanksi dicabut, tidak serta merta Indonesia bisa aktif lagi untuk menjadi tuan rumah untuk kejuaraan-kejuaraan internasional, baik single event maupun multievent, Indonesia harus membuktikannya jika sudah bebas doping.
Pendampingan pun terus dilakukan oleh National Anti-Doping Organizations Japan kepada Indonesia Anti-Doping Organization (IADO). Hal ini terus dilakukan hingga kini agar secara administrasi IADO bisa independen, profesional, dan terpercaya.
Beratnya tahun 2022 juga bisa dilihat dari sisi prestasi, setelah lama vakum, Indonesia harus berjuang untuk bisa bersaing dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya di SEA Games.