kievskiy.org

Habis GBLA, Terbitlah Masjid Al Jabbar: Akses Jalan Kembali Dikeluhkan Warga Sekitar

Masjid Raya Al Jabbar, Kota Bandung, Jawa Barat.
Masjid Raya Al Jabbar, Kota Bandung, Jawa Barat. /Pikiran Rakyat/Hilmy Farhan

PIKIRAN RAKYAT – Sukacita peresmian Masjid Al Jabbar ternyata tidak seperti yang diharapkan. Forum Rancanumpang Cimincrang Bersatu yang merupakan gabungan warga Kelurahan Rancanumpang dan Cimincrang datang mengadu ke DPRD Kota Bandung karena merasa menjadi korban dampak pembangunan masjid megah tersebut (“PR”, 26 Januari 2023).

Menurut warga, sudah hampir sebulan merasa terganggu karena akses ke masjid tidak memadai. Selama itu pula, berbagai tayangan muncul di media sosial yang menggambarkan betapa antusiasnya warga ingin menyaksikan langsung Masjid Al Jabbar. Pada hari pembukaan, misalnya, warga yang datang demikian banyak sehingga menimbulkan tumpukan sampah sebanyak hampir 2 ton.

Pengunjung terkesan tidak hirau dengan masalah seperti itu. Setiap hari, mereka berdatangan dari berbagai tempat, menikmati area masjid sebagai area wisata. Makan minum, berswafoto, pendek kata, bersenang-senang. Keadaan sebaliknya justru dialami warga sekitar. Akses masuk merupakan jalan sempit. Kiri kanannya banyak permukiman warga. Terdapat pula sarana pendidikan, mulai dari tingkat SD sampai SLA.

Banyaknya kendaraan yang melintas, termasuk bus-bus besar, tentu menimbulkan suasana berbeda dari biasanya. Selain bising, juga menimbulkan banyak debu sehingga kenyamanan warga terganggu.

Baca Juga: Warga Sekitar Masjid Al Jabbar Keluhkan Sulitnya Akses Jalan, DPRD Kota Bandung Usulkan Pembatasan Kunjungan

Pengaduan yang disampaikan warga Rancanumpang dan Cimincrang mesti ditangani segera. Kondisi itu tak boleh dibiarkan berlama-lama. Kesannya menjadi serbasalah. Diteruskan, warga terganggu. Dihentikan, dampaknya juga rumit. Jalan tengahnya, pengunjung dibatasi.

Lebih dari munculnya pengaduan warga, kita mendapat kesan, pembangunan Masjid Al Jabbar terbukti tidak disertai persiapan matang. Menurut catatan, DPRD Kota Bandung sejak jauh-jauh hari sudah mengusulkan agar jalan yang menjadi akses masuk di Rancanumpang dan Cimincrang dilebarkan. Faktanya, saran yang sangat masuk akal itu tidak dilaksanakan.

Pembangunan di wilayah Bandung timur sudah diprogram cukup lama. Di sana, dibangun Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Sejak masih merupakan rencana, sudah banyak pendapat mengemuka, sebagian di antaranya merupakan saran dan kritik. Intinya, pembangunan harus dilaksanakan sangat cermat.

Kritik tersebut terbukti kemudian. Stadion GBLA yang megah tidak dapat langsung digunakan karena terdapat beberapa retakan yang berpotensi menimbulkan bahaya. Hingga kini, gelanggang olah raga itu belum dapat digunakan secara optimal. Peristiwa tersebut semestinya menjadi pelajaran sehingga pengembangan wilayah Bandung timur dapat dilaksanakan tanpa menimbulkan masalah di kemudian hari. Salah satu yang menjadi masalah adalah akses jalan yang sempit. Permukiman di sana terbilang padat, juga terdapat beberapa fasilitas publik.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat