kievskiy.org

Pergantian Wakil Bupati Indramayu: Apa Urgensinya Jika Tidak Difungsikan?

Mantan Wakil Bupati Indramayu, Lucky Hakim.
Mantan Wakil Bupati Indramayu, Lucky Hakim. /Antara/Rosa Panggabean

PIKIRAN RAKYAT - Ada isu hangat di Indramayu, setelah ‘pamitnya’ Lucky Hakim dari kursi wakil bupati Indramayu—walaupun belum ada restu dari Kementerian Dalam Negeri—dan spekulasi kandidatnya mengerucut pada dua nama. Akankah ini menjadi sebuah kenyataan? Kita tunggu saja karena politik itu dinamis dan rumit serta ‘asyik’ untuk dirumit-rumitkan.

Pada suatu kesempatan Bupati Indramayu menyatakan menemukan chemistry-nya dengan Direktur Perumdam Indramayu Ady Setiawan. Tetapi ada kandidat lain juga yang cukup kuat dari partai pengusung, Gerindra dan Nasdem yakni H. Kasan Basari.

Pengganti posisi Lucky Hakim sebagai wakil bupati Indramayu memang penting, tetapi jauh lebih penting dari itu semua adalah fungsi, perannya. Peran yang harus dimainkan oleh seorang wakil bupati dengan job desk-nya. Tidak hanya menjadi pelengkap penderita atau aksesoris demokrasi yang tanpa makna. Urgensitas lainnya, Bupati dan wakilnya sebagai seorang pemimpin harus mengambil peran sebagai pemimpin otentik, bukan pemimpin palsu.

Baca Juga: Pesan Lucky Hakim untuk Artis yang Ingin Nyaleg: Kalau Cari Uang di Politik, Risikonya Besar

Pemimpin Otentik dan Pemimpin Palsu

Pemimpin otentik itu kata Alfan Alfian dengan merujuk pada pandangan sejarawan Toynbee adalah pemimpin yang berpihak pada kemanusiaan. Bagaimana mampu meningkatkan kualitas peradaban manusia dan mensejahterakannya.

Sedangkan pemimpin palsu, adalah para penjahat, bukan pejuang kemanusiaan, tetapi dengan kadar masing-masing para penindasnya.

Patut juga direnungkan komentar Li Ke (abad 5 SM) yang menyatakan, sebelum seseorang dikenal, amatilah dengan siapa dia bergaul; ketika ia menjadi kaya, perhatikanlah kepada siapa ia memberikan uangnya; ketika ia mendapat kedudukan tinggi, lihatlah kepada siapa ia memberikan promosi; ketika ia dalam kesulitan, perhatikan hal apa yang ia tolak untuk dikerjakannya; ketika ia miskin, lihatlah apa yang tidak ia terima. Jika kau mengetahui lima hal tersebut mengenai seseorang, kau tahu siapa yang seharusnya diangkat sebagai pemimpin.

Masih menurut Alfan Alfian, di samping menjadi pemimpin otentik, seorang pemimpin juga harus tegas dalam menjalankan prinsip dan kebijakan yang diambilnya, dan tegas bukan berarti pemarah atau kejam.

Pemimpin akan selalu menghadapi masalah yang berkembang secara dinamis. Pemimpin ideal itu penuntas masalah, seperti kata Julius Caesar seorang pemimpin itu harus vini, vidi, vici. Saya datang, melihat dan menang. Pemimpin tidak boleh membiarkan ketidakpastian terus terjadi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat