kievskiy.org

Sampah Organik, Solusi Nyata Menangkal Bandung Lautan Sampah Jilid II

Ilustrasi pemulung memungut sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Ilustrasi pemulung memungut sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. /Pikiran Rakyat/Elfrida Chania S

PIKIRAN RAKYAT - TPA Sarimukti kebakaran! Ya, untuk kesekian kalinya kita diingatkan bahwa potensi Bandung Lautan Sampah jilid dua sudah di depan mata. TPA Sarimukti memang sudah sangat berat kondisinya. Di sisi lain, TPA baru pengganti Sarimukti yaitu TPA Legok Nangka masih dalam proses.

Inilah saatnya kita melakukan ‘revolusi’. Dengan nuansa kemerdekaan, maka kita sedang berjuang untuk merdeka dari penjajahan sampah. Dalam strategi perang, dari sekian banyak pertempuran, kita perlu mengetahui pertempuran mana yang paling penting untuk dimenangkan. Dengan tanpa mengabaikan aspek lainnya, penulis berpendapat bahwa memenangkan segera pertempuran melawan sampah organik (sisa makanan dan tumbuhan) memiliki dampak paling signifikan untuk bisa merdeka dari penjajahan sampah.

Kenapa sampah organik menjadi kunci penting?

  1. Sampah organik adalah sampah terbanyak.
    Data dari DLH tahun 2022, sampah organik berjumlah 48,5 persen dari total sampah Kota Bandung dan untuk Jawa Barat rata-rata di 54,94 persen. Menaklukkan sampah organik sama dengan memenangkan setengah peperangan melawan sampah.

  2. Sampah organik tercampur memiliki dampak negatif yang langsung dirasakan seperti bau, jijik, dan jorok.
    Penumpukan sampah organik di TPA menimbulkan gas metan yang merupakan gas rumah kaca penyebab pemanasan global. Kebakaran sarimukti kemarin juga melibatkan gas metan yang membuat api menyebar lebih cepat dan sulit dipadamkan. Gas metan jugalah yang menyebabkan TPA Leuwigajah tahun 2005 meledak dan longsor hingga merenggut 157 jiwa. Efek lainnya adalah air lindi yang dapat menyebabkan pencemaran air.

  3. Sampah organik dapat didaur ulang secara alami.
    Sampah organik secara alami akan kembali menjadi tanah. Hal ini sekarang jarang terjadi karena kita mencampur sampah organik tersebut dengan sampah jenis lain lalu membuangnya begitu saja ke TPA. Padahal sesungguhnya tanah di halaman kita membutuhkan sampah organik. Adanya sampah organik yang ditangani dengan tepat di halaman, maka tanah menjadi lebih subur dan juga daya serap airnya lebih baik. Dalam skala besar mungkin saja banjir juga dipicu oleh kurangnya sampah organik yang ada di tanah-tanah di kota Bandung, yang berakibat daya serap air kurang.

Baca Juga: Bandung Raya Belum Merdeka dari Kepungan Sampah

Berikut aksi-aksi nyata yang bisa dilakukan:

Meminimalisasi sisa makanan yang mubazir

Ini ironi, di sisi lain ada banyak orang kelaparan, namun di sisi lainnya sisa makanan menjadi penyumbang sampah terbanyak. Jadi benarlah nasihat tentang habiskan makan dan jangan mubazir.

Memisahkan sampah organik

Sebagian besar sampah sesungguhnya adalah material yang dapat dimanfaatkan ketika terpisah/terpilah. Memisahkan sampah organik membuat sampah jenis lainnya menjadi relatif kering. Ini memudahkan sampah untuk didaur ulang dan dimanfaatkan kembali. Memisahkan sampah organik pada wadah tertutup juga dapat meminimalisasi masalah dari gangguan binatang di rumah seperti kecoa dan tikus.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat