kievskiy.org

Cawapres yang Paham Jawa Barat Bisa Jadi Penentu Kemenangan di Pilpres 2024, Ridwan Kamil Belum Tentu Cocok

Warga menikmati suasana sekitar Stadion Gelora Bandung Lautan Api, di Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Senin, 30 Januari 2023.
Warga menikmati suasana sekitar Stadion Gelora Bandung Lautan Api, di Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Senin, 30 Januari 2023. /Pikiran Rakyat/Deni Armansyah

PIKIRAN RAKYAT - Harus diakui Jawa Barat merupakan provinsi penyumbang suara terbesar pada Pemilu 2024 dengan jumlah pemilih sekira 35 juta orang. Disusul Jawa Timur 31 juta pemilih, Jawa Tengah 28 juta pemilih, Sumatera Utara 10 juta pemilih, dan Banten dengan 8 juta pemilih.

Artinya, siapa saja yang ingin menjadi pemenang pada Pemilu dan Pilpres 2024, mau tak mau Jawa Barat dulu yang harus dibidik. Persoalannya, bukan soal mudah atau susah mendapatkan suara di Jabar, tapi bagaimana para bacapres yang ada saat ini bisa memilih calon wakil presiden yang mampu masuk secara politik pada roh budaya Jawa Barat. Kalau sudah menguasai Jawa Barat, potensi untuk memenangi Pemilu akan terjadi.

Dari tiga capres yang akan bertarung, tersisa Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo yang belum menentukan cawapres mereka masing-masing. Beberapa nama tokoh masuk radar cawapres untuk kedua calon presiden tersebut.

Jika sebagian pengamat menyebut nama Ridwan Kamil (RK) sebagai tokoh berpengaruh di Jawa Barat, belum tentu juga. Pasalnya, RK masih menjadi tokoh kontroversial dengan segala kebijakannya. Artinya, ada masyarakat Jabar yang suka, dan banyak pula yang tidak suka RK.

Klaim RK dapat memberikan tambahan elektabilitas untuk partai politik, masih diragukan. Klaim personal Ridwan kamil soal keberhasilan pembangunan di Jabar, juga kontroversial. Bahkan, belum lama ini, ada warga Jabar yang menolak RK jadi cawapres.

Baca Juga: Muncul Lagi, Ridwan Kamil Mendominasi Hasil Survei Cawapres di Jawa Barat

Pejabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin menerima Kujang Pusaka dari Ridwan Kamil sebagai simbol penyerahan kekuasaan dan tanggungjawab.
Pejabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin menerima Kujang Pusaka dari Ridwan Kamil sebagai simbol penyerahan kekuasaan dan tanggungjawab.

Jawa Barat dalam hal ini suku Sunda memang cenderung memiliki kekuatan yang bersifat lokal untuk beberapa wilayah. Dulu, banyak tokoh Sunda yang menasional, tapi sekarang nyaris susah ditemui.

Beberapa tokoh asal Jawa Barat yang kemudian menasional dan dikukuhkan menjadi pahlawan nasional di antaranya H Ahmad Sanusi, anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Ir. H. Juanda Kartawijaya, mantan Menteri Perhubungan Indonesia pada 2 periode dan menjadi Perdana Menteri Indonesia ke-10 menggantikan Ali Sastroamidjojo. Dewi Sartika, R. Otto Iskandardinata, Mohammad Toha, Ki Bagus Rangin, Suwarsih Djojopuspito dan masih banyak nama lainnya.

Politik di Jabar

Kultur politik di tanah Sunda adalah kepemimpinan yang lebih berfokus pada penataan masyarakat ke dalam, meskipun orang Sunda punya visi politik yang populis. Namun, orientasinya politik mereka lebih lokal, dan untuk pemimpin saat ini yang harus dari Jawa Barat belum ada, kecuali ada tokoh luar Jabar yang paham roh budaya sunda. Jadi, untuk saat ini, pemimpin Sunda agak sulit berbicara di tingkat nasional, meskipun Ridwan Kamil akan tertolong oleh aktivitasnya di media sosial seperti IG atau Tiktok.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat