kievskiy.org

Indonesia Emas 2045 Omong Kosong jika Korupsi Menjamur dan Pendidikan Berorientasi Bisnis

Peta Indonesia.
Peta Indonesia. /Pixabay/652234

PIKIRAN RAKYAT - Kalau kita perhatikan butir-butir target capaiannya, Visi Indonesia Emas 2045 cukup ambisius. Capaian utamanya adalah Indonesia yang berdaulat, maju, modern, dan sejajar dengan negara-negara adidaya dan berkelanjutan.

Hambatan-hambatan yang akan menjadi sandungan yakni korupsi, menipisnya nasionalisme, perpecahan bangsa, kekayaan alam diambil asing, serta mental dan sikap generasi muda. Perhatian kita juga tertuju ke sana. Dalam rentang waktu yang hanya dua dasawarsa saja, apakah mungkin semua capaian tersebut dapat diwujudkan?

Kalau memperhatikan sasaran yang ingin dicapai serta hambatan yang diperkirakan akan menjadi sandungan, kita boleh merasa tidak terlalu optimistis. Pada tahun 2022, kemiskinan di Indonesia mencapai 9,23 persen, sedangkan angka pengangguran sebesar 5,45 persen.

Sementara pada tahun 2045, kita akan menghadapi bonus demografi ketika 60 persen penduduk Indonesia merupakan tenaga produktif. Jika lapangan kerja tidak tersedia, bonus tersebut akan berubah arah menjadi petaka.

Meningkatkan pendapatan juga bukan masalah sederhana. Menurut Hadi Prabowo, Indonesia harus fokus menaikkan pendapatan per kapita minimum tiga kali pendapatan saat ini yakni 4.500 dolar Amerika.

Baca Juga: Geliat IKN Kejar Target 2024, Berbagai Fasilitas Infrastruktur Sudah Mulai Dibangun

Agar target tersebut bisa dicapai, salah satu pendukungnya adalah SDM berkualitas. Berkaitan dengan kualitas SDM, problem utamanya dibebankan kepada lembaga pendidikan. Di tengah kebijakan pendidikan yang belum ajeg sebagaimana kita rasakan saat ini, beban tersebut tentu akan sangat berat.

Data dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, membuat kita lebih prihatin lagi. Angkanya, 1 dari 4 usia muda tidak bekerja, tidak sekolah, tidak mengikuti kursus. Berarti mereka tidak memiliki penghasilan. Jalur keahlian menunjukkan, dari 1.000 pemuda hanya 4 yang mampu memasuki dunia usaha dengan jenjang jabatan kerah putih.

Data dari Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri tahun 2022 boleh kita simak dengan khidmat. Dari 275 juta penduduk Indonesia, hanya 0,02 persen yang berpendidikan S-3, 0,3 persen berpendidikan S-2 serta tak sampai 5 persen yang berpendidikan S-1. Singkatnya, dari jumlah penduduk yang banyak tersebut baru 6 persen yang sanggup menyelesaikan pendidikan tinggi.

Hal yang juga membuat kita akan lama merenung adalah masalah pemanfaatan sumber daya alam. Visi Indonesia Emas 2045 mengamanatkan bahwa salah satu hambatan untuk merealisasikan visi tersebut adalah masalah kekayaan alam yang diambil asing.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat