kievskiy.org

Rujit Bandung, Kota Ini Kini Semakin Kusut Tak Terurus

Rujit Bandung. Nyamankah Bandung untuk berwisata?
Rujit Bandung. Nyamankah Bandung untuk berwisata? /Pikiran Rakyat

PIKIRAN RAKYAT - Bandung bukan cuma masalah geografis, jelas ada segudang masalah lainnya yang bikin kota ini kian hari kian tidak nyaman dikunjungi dan ditinggali.

Jika bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum, warganya malah sering cemberut dan menutup hidung. Penyebabnya, bau hangseur atau pesing di jantung Pasundan, Bandung, tepatnya di area jalan Asia Afrika dan Braga sebagai etalase kota.

Tidak semua juga setuju bahwa Bandung estetik selepas hujan. Faktanya, warganya harus bergumul dengan tumpukan sampah, macet, banjir, lemahnya kedisiplinan, serta berbagai persoalan tata kota lainnya.

Pemerintahannya pun korup. Pada 2023, wali kota Bandung ditangkap KPK dan kasusnya berkepanjangan hingga lebih dari setahun dengan jumlah tersangka yang terus bertambah.

Etalase kota bau hangseur

Di area jalan Asia Afrika dan Braga, bau pesing begitu menyengat di bawah bangunan jembatan penyeberangan yang rencananya akan jadi Kantor Dinas Perhubungan Bandung.

Suasana kumuh dan bau pesing itu tepat berada di tempat yang sering jadi latar berfoto. Sial benar bagi orang yang mencium bau pesing itu, lantas siapakah yang harus disalahkan, pemerintah atau warga?

Kebutuhan toilet portable yang mudah diakses juga sudah sangat mendesak. Warga meminta pemerintah memasang lebih tegas membuat peraturan termasuk larangan kencing dan buang sampah sembarangan. Tujuannya, agar wisatawan dan pengunjung dari luar merasa lebih nyaman.

Warga juga sadar bahwa harus ada tempat sampah di pinggir jalan agar lingkungan lebih bersih. Namun apakah banyak yang sadar bahwa saat ini tidak ada tempat sampah di sepanjang Jalan Asia Afrika mulai dari Simpang Lima hingga Alun-alun. Demikian juga di sepanjang Braga. Apakah ini artinya Pemkot Bandung menjadikan kawasan itu sebagai tempat sampah raksasa dan warga boleh membuang sampah seenaknya?

Beban sosial lain yang harus ditanggung warga kota di kawasan itu adalah tunawisma dan ODGJ. Lewat pukul 9 malam, mereka beristirahat di berbagai titik di kawasan itu termasuk membajak bangku taman. Butuh desain bangku yang lebih baik agar tidak bisa dipakai tidur.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat