PIKIRAN RAKYAT - Rencana impor beras 1 juta ton yang diungkapkan pemerintah baru-baru ini menuai kritikan dari berbagai pihak.
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati mengatakan rencana impor beras 1 juta ton belum dibutuhkan.
Ketersediaan beras di Indonesia saat ini dinilai masih mencukupi kebutuhan masyarakat, bahkan sektor pertanian terus tumbuh di tengah pandemi Covid-19.
Oleh karena itu, impor beras 1 juta ton yang direncanakan pemerintah pusat tidak sepatutnya dilakukan saat ini.
Baca Juga: Pemerintah Evaluasi PPnBM 0 Persen, Buka Kemungkinan Pajero Sport dan Fortuner Juga Dapat
Baca Juga: Terkendala Sinyal, Sidang Rizieq Shihab Ditunda hingga Jumat
"Impor pangan itu bukan sesuatu yang haram, diperbolehkan di Undang-Undang Pangan, tapi ada prasyaratnya, kalau kebutuhan dalam negeri tidak mencukupi. Sementara BPS menyatakan ketersediaan beras cukup," kata Enny Sri Hartati dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara, Senin 15 Maret 2021.
Menurut Ekonom INDEF, wacana impor beras 1 juta ton yang muncul belakangan ini justru tidak rasional.
Pasalnya, petani di Indonesia sebentar lagi akan menyambut panen raya. Sementara, pemerintah mendapatkan data yang kurang valid saat menetapkan kebijakan impor beras 1 juta ton.