PIKIRAN RAKYAT - Alat utama sistem senjata (alutsista) Indonesia masih perlu upaya keras untuk mencapai kekuatan maksimum.
Pemerhati Militer dari Institute for Security and Strategi Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan Indonesia belum mampu menjawab tantangan untuk memodernisasi alutsista lantaran anggaran yang relatif terbatas, bahkan jika dibandingkan negara lain.
"Maka kemudian Menteri Pertahanan Prabowo Subianto terus berupaya mencari solusi atas persoalan anggaran dan bagaimana menjawab kebutuhan modernisasi dan peremajaan alutsista itu dengan cepat,” katanya.
Upaya ini bisa dilihat bahwa sejak awal tahun 2021 hingga kini, Prabowo telah melakukan kunjungan diplomasi pertahanan ke berbagai negara seperti Inggris, Rusia, Jepang, dan Korea Selatan.
Kunjungan yang terus akan dilakukan itu membahas negosiasi terkait rencana-rencana sebelumnya yang belum selesai dan menjadi pekerjaan rumah Prabowo sejak pendahulunya. Selain juga terus membuka wacana terkait tawaran, minat maupun komitmen baru terkait kebutuhan alutsista dan instrumen pendukungnya.
"Usaha ini diharapkan akan membuahkan dan meningkatkan kerjasama militer dengan negara-negara sahabat,” kata Khairul.
Baca Juga: Sempat Menangis karena Tak Ditanggapi Atta Halilintar, Aurel Hermansyah: Ngomong Gak Didengerin
Khairul mengemukakan, salah satu tujuan Prabowo adalah untuk memperkuat dan memodernisasi alutsista melalui penjajakan kemungkinan pengadaan dari negara produsen alutsista.
“Terutama yang tidak bisa dipenuhi industri pertahanan dalam negeri maupun melakukan penawaran yang mampu diproduksi industri pertahanan dalam negeri kepada negara konsumen lainnya,” jelasnya.