kievskiy.org

Masih Ada Oknum Tak Percaya Radikalisme dan Terorisme, BNPT: Nyata dan Tidak Rekayasa

Ilustrasi radikalisme dan terorisme
Ilustrasi radikalisme dan terorisme /Pixabay/ Alexas_Fotos

PIKIRAN RAKYAT – Isu radikalisme dan terorisme masih menjadi salah satu fokus dunia, termasuk Indonesia. Pasalnya, kedua isu tersebut memiliki dampak besar bagi kehidupan bernegara dan seluruh aspek sosial masyarakat.

Namun, masih sangat disayangkan adanya sebagian masyarakat yang tidak memercayai radikalisme dan terorisme.

Oleh karena itu, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyatakan kesiapannya untuk melakukan diskusi dan memfasilitasi oknum yang tidak percaya terhadap radikalisme dan terorisme di Indonesia dengan bertemu narapidana terorisme di lembaga pemasyarakatan (lapas).

"Supaya kita dapat sama-sama menyaksikan dan berkomunikasi langsung bahwa ini nyata dan tidak rekayasa," kata Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid.

Baca Juga: Tak Setuju Densus 88 Dibubarkan, Sahroni Minta Fadli Zon Pelajari Soal Terorisme di Indonesia

Pernyataan Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid ditujukan untuk menanggapi pihak yang menilai bahwa isu terorisme dan radikalisme sudah menjadi komoditas bisnis dan politik bahkan menuntut pembubaran BNPT dan Densus 88 Polri.

"Kalau ada yang mengatakan terorisme sudah tidak relevan lagi atau hanya menjadi ajang politik, itu salah dan tidak mendasar," katanya.

Ia mengatakan bahwa sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 hingga saat ini, Densus 88 dan BNPT telah berhasil mencegah atau menggagalkan lebih dari 1.350 tersangka terorisme yang akan melakukan aksinya.

"Intinya, radikalisme dan terorisme masih ada, mengancam dan membahayakan eksistensi ideologi negara Pancasila maupun integrasi NKRI," katanya yang dikutip dari Antara, Senin, 11 Oktober 2021.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat