kievskiy.org

Tanggapi Rizal Ramli Terkait Uang Anak Jokowi yang Beli Saham Rp92 M, Rocky Gerung Singgung Sri Mulyani

Pengamat Politik Rocky Gerung mengatakan bahwa pernyataan Rizal Ramli yang menanyakan dana anak presiden membeli saham sebagai hal biasa.
Pengamat Politik Rocky Gerung mengatakan bahwa pernyataan Rizal Ramli yang menanyakan dana anak presiden membeli saham sebagai hal biasa. /Tangkapan layar YouTube/Rocky Gerung Official Tangkapan layar YouTube/Rocky Gerung Official

PIKIRAN RAKYAT- Pengamat politik Rocky Gerung turut menanggapi sejumlah tuntutan masyarakat yang mempertanyakan terkait dana yang dimiliki oleh putra Presiden Jokowi ketika membeli saham senilai Rp92 miliar.

Rokcy Gerung mengatakan bahwa sebetulnya hal yang membuat ini menjadi mencengangkan, karena pembelian saham ini dilakukan oleh anak Presiden, sehingga orang-orang meminta klarifikasi agar Jokowi tidak disangkutkan dengan bisnis tersebut.

Adapun terkait pernyataan Rizal Ramli dan tokoh politik lainnya yang turut mempertanyakan hal itu, Rocky Gerung menyebut bahwa ini merupakan hal yang wajar.

"Pernyataan Rizal Ramli dan lainnya, masuk akal dan itu etika publik yang biasa, menanyakan sesuatu yang kelihatannya kok ada yang kurang pas gitu," tutur Rokcy Gerung, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari YouTube Refly Harun yang diunggah Selasa, 28 Desember 2021.

Baca Juga: Air Mata Fuji Mendadak Tumpah Usai Disinggung Soal Thariq Halilintar: Harus Disomasi

Lebih lanjut, Rocky berujar bahwa akan lain ceritanya jika hal ini dilakukan oleh seorang pengusahan yang betul-betul sudah teruji dari awal, dan hal itu menjadi skala yang biasa.

"Ini tiba-tiba lonjakan, kan itu yang dipertanyakan orang-orang. Kenapa akumulasinya tiba-tiba besar, transaksinya gede banget, kan itu yang sebenarnya kita ingin tahu," imbuhnya.

Akan tetapi, lebih dari itu, tambahnya, terkait pembelian saham oleh anak Presiden Jokowi ini seharusnya turut disoroti oleh Sri Mulyani.

"Orang seperti Sri Mulyani kan justru dia punya feeling, apakah ada semacam insider trading, apakah ada semacam informasi yang sebetulnya berguna untuk publik tapi dikuasai oleh beberapa orang, sehingga tender-tender itu hanya jatuh pada orang-orang tertentu, kan ini cuma contoh dari berbagai macam hal yang ada di kekuasaan," bebernya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat