kievskiy.org

Ambang Batas Parlemen yang Tinggi Dikhawatirkan Tak Adil Buat Rakyat

SEJUMLAH mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia berunjuk rasa di depan gedung DPR, Jakarta, Selasa, 24 September 2019.*
SEJUMLAH mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia berunjuk rasa di depan gedung DPR, Jakarta, Selasa, 24 September 2019.* /ANTARA

PIKIRAN RAKYAT – Wacana untuk menaikkan ambang batas parlemen pada Pemilu 2024 nanti masih jadi perbincangan hangat di partai-partai.

Terkini, NasDem dan Golkar sepakat ambang batas parlemen jadi 7 persen naik 3 persen dari ambang batas sebelumnya.

Menanggapi hal ini Partai Keadilan Sejahtera menyebut ambang batas terlalu tinggi akan rugikan rakyat.

Baca Juga: Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) Jawa Barat Paling Bontot di Tingkat Nasional

Ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa, 10 Maret 2020, Hidayat menyebut rakyat tidak terwakili di parlemen dengan ambang batas yang terlampau tinggi.

Jika melihat hasil Pemilu 2019, kata dia, berarti hanya tujuh dari enam belas partai politik yang bisa melenggang ke Senayan.

"Kalau tujuh persen akan terlalu banyak rakyat yang tidak terwakili. Sehingga nama DPR, Dewan Perwakilan Rakyat, tidak jadi tepat. Mengapa? Karena akan banyak partai yang tidak mencapainya," kata Hidayat.

Baca Juga: Soal Kekurangan Alat Pelindung Diri dan Fasilitas Isolasi untuk Covid-19, Pemprov Jabar Siapkan Dana Tanggap Darurat

Menurut Hidayat partai politik adalah wakil dari kelompok masyarakat yang berbeda. Keragaman cara pandang dalam berpolitik ini mesti dijaga agar dinamika yang terjadi di masyarakat bisa dimaknai dengan baik oleh wakilnya di parlemen.

“Kalau semakin sedikit partai di parlemen, maka akan sulit memotret dinamika sesungguhnya yang terjadi di kalangan masyarakat,” kata dia.

Meski begitu, ia tak menolak usulan Golkar-Nasdem sepenuhnya. PKS mendukung kenaikan ambang batas parlemen, tetapi di angka lima persen.

Baca Juga: 43 Tokoh Berjasa Dapat Penghargaan dalam Peringatan HUT Ke-23 Kota Bekasi

"Kalau lima persen itu nanti akan memungkinkan keterwakilan yang lebih luas, dengan cara itu maka keinginan untuk kemudian mengonsolidasikan demokrasi bisa tetap tercapai," ucap dia.

Sementara itu pandangan yang sama disampaikan oleh Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Menurut Dasco ada beberapa partai di parlemen yang punya suara beda tipis dengan ambang batas.

Meski suaranya tak terlalu besar, Dasco bilang mereka juga mewakili suara rakyat.

Baca Juga: Bappebti Blokir 23 Situs Entitas Ilegal, Tjahya : Masyarakat Lebih Hati-hati terhadap Penawaran Investasi

"Walaupun Gerindra optimis bisa melampaui 7 persen, tapi kita juga dalam demokrasi kita pertimbangkan ada partai-partai yang kemarin lolos 4 persen tapi ada pemilihnya yang tentu tidak bisa kita abaikan," ucapnya.

Dia bilang Gerindra belum menentukan sikap terkait wacana itu. Rencananya usulan tersebut bakal dibahas dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Gerindra tahun ini.

Sebelumnya, dalam pertemuan antara elite Golkar dengan Nasdem di Jakarta, Senin, 9 Maret 2020, ada pembahasan beberapa aspek politik.

Baca Juga: Kepala Terbentur Saat Mengalahkan Arema, Kondisi Supardi Nasir Terbaru Diungkap Dokter Tim Persib Bandung

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat