kievskiy.org

AS dan Kanada Beri Sinyal Hentikan Islamofobia, Indonesia Lakukan Hal yang Berbeda

Ilustrasi Islamofobia.
Ilustrasi Islamofobia. /Pixabay/knelstrom

 

PIKIRAN RAKYAT - Pengamat politik, Rocky Gerung menilai jika Indonesia melakukan langkah yang berbeda dengan Amerika Serikat dan Kanada dalam memerangi islamofobia.

Pada beberapa waktu lalu, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden mencabut kebijakan antimuslim yang diputuskan pada saat Donald Trump menjabat sebagai orang nomor satu di Negeri Paman Sam itu.

Selain itu, pada Desember 2021, DPR AS meloloskan RUU menjadi UU untuk memberantas islamofobia.

Tidak hanya AS, Kanada juga tidak menerima istilah islamofobia ada di negaranya.

Baca Juga: Jusuf Kalla Ditanya Setuju atau Tidak Soal Pemindahan IKN: Jokowi Presiden yang Serius

Dalam melawan islamofobia, Perdana Menteri (PM) Kanada, Justin Trudeau berujar jika islamofobia tidak dapat diterima yang ia unggah melalui akun Twitter miliknya.

Namun, dinilai Rocky Gerung, Indonesia justru melakukan tindakan yang berbeda dari kedua negara tersebut yang kaum muslimnya menjadi minoritas di Amerika Serikat dan Kanada.

"Padahal dunia memberikan sinyal semacam jangan ada islamofobia. Joe Biden bilang begitu, PM dari Kanada juga begitu, Eropa juga mengucapkan hal yang sama. Namun, wacana islamofobia di Indonesia jalan terus setiap hari," kata Rocky Gerung dikutip Pikiran-Rakyat.com dari YouTube miliknya.

Baca Juga: Sri Mulyani Nyatakan Indonesia Kesulitan Keuangan pada 2023, Said Didu: Saya Maklum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat